Advertorial
Intisari-online.com -Mungkin tidak setiap mata pelajaran dengan mudah dikerjakan oleh siswa yang masih mengenyam pendidikan sekolah.
Oleh karena itu ketika mendapatkan tugas yang terlampau banyak tak sedikit yang merasa stres dan kesulitan untuk menyelesaikannya.
Hal itulah mungkin yang dialami oleh pelajar asal Tiongkok ini, tak sanggup kerjakan tugas-tugasnya saat liburan.
Menurut Shanghaiist, Bocah bernama Xiao Jin (13) ini tak mampu selesaikan tugas usai libur panjang, akhirnya ia nekat bunuh diri.
Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur
Murid kelas 7 sekolah menengah itu dijadwalkan kembali ke sekolah untuk memulai semester baru pada Kamis (21/2/2019) lalu.
Meski liburan telah selesai, anak itu belum juga menyelesaikan tugas yang diberikan sebelum musim libur tiba.
Namun, baru setengah hari di sekolah, ia diperintahkan seorang guru untuk menyelesaikan tugas untuk liburan musim dingin yang telah ia abaikan.
Alih-alih menjalankan tugas, sebaliknya, bocah itu meninggalkan pesan terakhir, sebelum melompat dan bunuh diri.
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
Baik sekolah dan polisi setempat telah mengumumkan bahwa mereka sedang menyelidiki masalah ini.
Baik sekolah maupun orangtua di China memang kerap memberikan tekanan besar pada anak-anak.
Itu kadang-kadang bahkan menyebabkan mereka putus asa dan mencoba bunuh diri. Tapi lain dengan siswa satu ini.
Tak mau ambil pusing dengan tugas, dia memilih mengeluarkan uang jumlah besar 800 Yuan (Rp 1.6 juta) untuk membeli robot untuk memantu dirinya menyelesaikan tugas dengan cepat.
Baca Juga : Sakit Parah Berujung Kematian, Orangtua Ini Tidak Membawa Anaknya ke Rumah Sakit Hanya Karena Saran Dukun
Ada banyak orang yang menentang aksi tersebut. Dan sebagian besar menentang sistem pendidikan Tiongkok dan menyebut tugas penyalinan “tidak berguna”.
Seperti diketahui, menyalin, seperti buku teks, puisi hingga kosa kata dengan tangan merupakan praktik umum di sekolah-sekolah China.
Meskipun begitu, tak sedikit warganet di Weibo membela para guru, dengan alasan bahwa guru hanya melakukan pekerjaannya.
“Jika seorang anak tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya, bukankah seharusnya guru dapat memintanya untuk memperbaikinya?” tulis seorang warganet pada kolom komentar.(cr12/tribun-medan.com)
Baca Juga : Studi: Ibu yang Memiliki Banyak Anak Lebih Panjang Umur dan Awet Muda, Ini Alasannya!
Artikel ini pernah tayang di Tribun Medan dengan judulPelajar SMP Bunuh Diri Diduga karena Stress Tak Mampu Mengerjakan PR yang Menumpuk