Advertorial
Intisari-Online.com -Seorang manajer salon kuku di Las Vegas, Amerika Serikat (AS), dilaporkan dibunuh oleh seorang pelanggan yang menolak membayar tagihan.
Ngoc Nguyen, manajer di Crystal Nails, langsung keluar setelah si pelaku mencoba melarikan diri karena kartu kreditnya ditolak untuk membayar 35 dollar AS (Rp 503.317).
Suami Nguyen, Sonny Chung, dilansir Las Vegas Review-Journal via The Independent Selasa (1/1/2019) berkata, istrinya berlari untuk menghentikan pelaku.
Baca Juga : Hanya Gunakan Facebook, Pria Ini Berhasil Tutupi Pembunuhan Mantan Istrinya Selama 7 Bulan,
"Namun, setelah itu dia terguling ke depan," tutur Chung. Dia segera melarikan istrinya ke Rumah Sakit Universitas Southern Nevada.
Sayangnya, Nguyen yang berusia 51 tahun tersebut dinyatakan meninggal sekitar satu jam setelah insiden itu pada Senin itu (31/12/2018).
Koroner menyatakan Nguyen tewas akibat cedera yang diakibatkan benda tumpul, dan menyimpulkan kematiannya merupakan pembunuhan.
Baca Juga : Diklaim Sebagai Makam Prasejarah Paling Aneh, Dua Makam Ini Diduga Jadi Bukti Ritual Pembunuhan Vampir
"Saya berusaha menghentikannya. Namun saya bukan Superman. Pelaku melarikan diri dari tagihan 35 dollar dan menyebabkan istri saya meninggal," tutur Chung.
Kepolisian Las Vegas mengatakan, mobil yang dipakai pelaku merupakan Chevrolet Camaro yang dicuri dari sebuah tempat persewaan tiga pekan lalu.
"Kami tidak percaya jika orang yang menjadi peminjam Camaro itu merupakan pelakunya," kata Letnan Polisi Ray Spencer dari Kepolisian Las Vegas.
Dia menerangkan, jajarannya menemukan mobil curian di sebuah kawasan permukiman tak jauh dari lokasi kejadian pada Senin malam waktu setempat.
Nguyen dilaporkan meninggalkan tiga putri yang berusia 20, 25, dan 28 tahun, serta dua orang cucu berumur empat dan enam tahun.
(Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Manajer Salon Kuku Dibunuh Pelanggan yang Menolak Membayar Rp 500.000".
Baca Juga : Ramalan Baba Vanga Tentang Kejayaan Rusia Menguasai Dunia, dan Upaya Pembunuhan Vladimir Putin