Advertorial

Jangan Membuang Sampah dan Meneteskan Air Mata di Tahun Baru, Berikut Tradisi Tahun Baru di Beberapa Negara

K. Tatik Wardayati
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Liburan Tahun BAru sering ditandai dengan kembang api, parade, dan refleksi pada tahun lalu sambil melihat kemungkinan di masa depan.
Liburan Tahun BAru sering ditandai dengan kembang api, parade, dan refleksi pada tahun lalu sambil melihat kemungkinan di masa depan.

Intisari-Online.com – Tahun Baru adalah hari libur nasional yang dirayakan pada tanggal 1 Januari, hari pertama di tahun yang baru, mengikuti kalender Gregorian dan Julian.

Liburan Tahun Baru sering ditandai dengan kembang api, parade, dan refleksi pada tahun lalu sambil melihat kemungkinan ke masa depan.

Banyak orang merayakan Tahun Baru bersama dengan orang-orang terkasih, sesuai tradisi mereka untuk membawa keberuntungan dan kesuksesan di tahun mendatang.

Banyak budaya dalam merayakan hari bahagia ini dengan cara unik mereka sendiri.

Baca Juga : Saat Libur Natal dan Tahun Baru 2019, Pastikan Kartu BPJS Kesehatan Anda Selalu Aktif, Ini Alasannya

Di negara Barat, mereka merayakannya dengan sampanye dan berbagai makanan pesta. Demikian dilansir dari wilstar.

Bagi yang merayakan Tahun Baru, ini adalah kesempatan mereka untuk belajar dari tahun sebelumnya dan membuat perubahan positif dalam hidup.

Berawal dari ribuan tahun lalu di Babel Kuno, Tahun Baru dirayakan sebagai festival sebelas hari pada hari pertama musim semi.

Pada masa itu, banyak budaya yang menggunakan siklus matahari dan bulan untuk menentukan hari “pertama” di tahun itu.

Baca Juga : 3 Keuntungan Beroperasinya Tol Bocimi yang Disiapkan Khusus untuk Natal dan Tahun Baru

Hingga Julius Caesar menerapkan kalender Julian bahwa 1 Januari menjadi hari untuk perayaan.

Perayaan awal ini lebih bersifat paganistik, merayakan siklus Bumi, tradisi Kristen merayakan Pesta Sunat Kristus pada Tahun Baru.

Sementara, umat Katolik Roma merayakan Perayaan Maria, Bunda Allah, sebuah pesta untk menghormati Maria.

Namun, pada abad kedua puluh, hari libur ini menjadi perayaan sendiri dan terpisah dari agama.

Baca Juga : Tahun Baru Islam: Mengapa Kalender Hijriyah Berbeda dengan Kalender Masehi?

Hari libur ini dikaitkan dengan kebangsaan, hubungan, dan introspeksi daripada perayaan agama, meskipun banyak orang masih mengikuti tradisi lama.

Perayaan tradisi Tahun Baru bervariasi di seluruh dunia, umumnya diisi dengan membuat resolusi atau tujuan untuk meningkatkan kehidupan seseorang.

Resolusi umumnya menyangkut diet, olahraga, kebiasaan buruk, dan masalah lain yang menyangkut kesehatan pribadi.

Bersama orang-orang terkasih, mereka merayakan dengan sampanye, pesta, confetti, pembuat kebisingan, dan metode lain seperti pesta kembang api, parade, atau konser.

Baca Juga : 7 Hal Sederhana Ini Dipercaya Bisa Buat Umur Panjang lho!

Ada tradisi Tahun Baru yang mengatakan jangan membuang sampah dan meninggalkan apa pun yang ingin dikeluarkan dari rumah pada malam Tahun Baru.

Jika ingin membuang sesuatu, pastikan untuk mencari pengganti barang tersebut ke rumah.

Ini termasuk menghindari membayar tagihan, menghancurkan apa pun, atau meneteskan air mata.

Banyak negara dan budaya memiliki caranya yang khas dalam merayakan Tahun Baru seperti berikut ini:

Baca Juga : Resolusi Tahun Baru: Kurangi Ketergantungan Terhadap Nasi! Sederhana, Tapi Dampaknya Luar Biasa

Tahun Baru di Prancis

Orang Prancis biasanya merayakan Tahun Baru dengan pesta dan roti sampanye, menandai momen pertama di Tahun Baru dengan ciuman di bawah mistletoe.

Tahun Baru di Filipina

Di Filipina perayaan dilakukan dengan sangat keras, percaya bahwa suara akan menakut-nakuti makhluk jahat.

Baca Juga : Perayaan Tahun Baru di Jepang: Tetap Meriah Tapi Juga Sakral

Sering ada pesta tengah malam yang menampilkan dua belas buah bulat yang berbeda untuk melambangkan keberuntungan untuk dua belas bulan dalam setahun.

Makanan tradisional lainnya termasuk ketan dan mie, tetapi bukan ayam atau ikan karena hewan-hewan ini adalah pemakan makanan, yang dilihat sebagai nasib buruk untuk persediaan makanan tahun depan.

Tahun Baru di Yunani

Orang Yunani merayakan Tahun Baru dengan permainan kartu dan pesta. Pada tengah malam, lampu dimatikan, diikuti oleh Pie Basil, yang berisi koin.

Baca Juga : Sama-sama Berpatokan pada Bulan, Tahun Baru China dan Islam Kok Bisa Beda?

Siapa pun yang mendapat sepotong pai yang berisi koin, dianggap beruntung untuk tahun berikutnya.

Tahun Baru di Uni Soviet

Perayaan Tahun Baru sangat dipengaruhi oleh sejarah Uni Soviet.

Karena agama ditekan dan perayaan Natal dilarang, maka perayaan Tahun Baru, atau Dewa Novi sering kali memasukkan tradisi Natal seperti pohon-pohon berhias, yang dianggap sebagai Pohon Cemara Tahun Baru.

Baca Juga : Berkah Tahun Baru! Setelah Alami 8 Kali Keguguran, Wanita Ini Akhirnya Lahirkan Anak Pertamanya di Tahun Baru 2018

Setelah penindasarn berlalu, tradisi-tradisi tersebut tetap menjadi bagian dari perayaan Tahun Baru.

Liburan juga dirayakan dengan pesta, sampanye, dan keinginan di Tahun Baru.

Tahun Baru di Spanyol

Orang-orang Spanyol merayakan Tahun Baru dengan kebiasaan makan dua belas anggur, masing-masing dimakan pada saat jam berdentang di tengah malam.

Tetapi yang jelas, selama ribuan tahun, Tahun Baru telah menjadi festival kelahiran kembali dan refleksi, yang memungkinkan orang di seluruh dunia dapat merayakan tahun yang hebat lagi.

Baca Juga : Dibuat oleh Indonesia! Inilah Kartu Ucapan Tahun Baru 2018 Terkecil di Dunia

Lagu Auld Lang Syne¸dinyanyikan pada tengah malam di hampir setiap negara berbahasa Inggris di dunia untuk membuka tahun yang baru.

Lagu yang sebagian ditulis oleh Robert Burns pada tahun 1700-an, pertama kali diterbitkan pada 179 setelah kematian Burns.

Variasi awal lagu dinyanyikan sebelum 1700 dan mengilhami Burn untuk menghasilkan lagu yang lebih modern.

Di Skotlandia kuno, Auld Lang Syne secara harfiah berarti “dulu sekali” atau sekadar “masa lalu yang indah”.

Baca Juga : Satu Berbanding 48 Juta: Tiga Bocah Kakak Beradik Ini Lahir di Tahun Baru

Selama Tahun Baru 2019.

Artikel Terkait