Advertorial
Intisari-Online.com - Kabar hoaks atau berita bohong memang masih dengan mudahnya kita temukan di media sosial maupun melalui pesan berantai di aplikasi percakapan.
Sepanjang 2018, banyak sekali hoaks yang masih beredar dan memberikan dampak ke masyarakat, dari perasaan gelisah, takut, dan sebagainya.
Pelaksana Kepala Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan berita bohong hingga ujaran kebencian.
"Jika masih ragu akan suatu informasi, silakan klarifikasi melalui kanal medsos Kementerian Kominfo," kata Ferdinand saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/12/2018).
Baca Juga : Benarkah Tubuh akan Makin 'Kebal' Jika Berulang Kali Divaksin? Atau Justru Malah Berbahaya?
Selain itu, masyarakat juga dapat melaporkan konten yang terindikasi hoaks melalui portal kominfo.go.id dan stophoax.id.
Lalu apa saja sepuluh berita hoaks yang paling berdampak di Indonesia menurut Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kementerian Kominfo)? Berikut paparannya:
1. Hoaks Ratna Sarumpaet
Hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet beberapa waktu lalu menduduki peringkat pertama dari sepuluh kabar tidak benar yang beredar di masyarakat pada tahun ini.
Pemberitaan penganiayaan ini awalnya disebarkan melalui media sosial Facebook sejak 2 Oktober 2018.
Unggahan tersebut berisi tangkapan layar aplikasi pesan WhatsApp dilengkapi foto Ratna Sarumpaet.
Kemudian, konten disebarkan secara masif di Twitter.
Bahkan, beberapa tokoh politik membenarkan dan turut mengunggah foto aktivis kelahiran Tapanuli Utara ini tanpa verifikasi kebenaran informasi tersebut terlebih dahulu.
Baca Juga : Merinding Saat Dengar Lagu Tertentu? Itu Tanda Otak Anda Spesial!
Setelah mendapat perhatian khalayak ramai dan menjadi perbincangan, kepolisian melakukan penyelidikan setelah mendapatkan tiga laporan tentang dugaan hoaks pada pemberitaan ini.
Hasil penyelidikan kepolisian menunjukkan bahwa kasus penganiayaan Ratna adalah tidak benar.
2. Hoaks Gempa Susulan di Palu
Gempa dan tsunami yang terjadi di Palu beberapa waktu lalu memang menimbulkan duka tersendiri.
Mirisnya, masih saja ditemukan hoaks mengenai gempa susulan yang makin meresahkan korban dan masyarakat.
Setelah peristiwa yang menewaskan lebih dari 2.000 orang ini, di media sosial maupun aplikasi WhatsApp sempat tersebar kabar akan adanya gempa susulan berkekuatan 8,1 magnitudo dan mempunyai potensi tsunami besar.
Disebutkan, adanya gempa susulan itu terlihat setelah salah seorang pekerja di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memeriksa alat pendeteksi gempa.
Kabar meresahkan ini dibantah oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Baca Juga : Penemuan 45 Jenazah Korban Tsunami Aceh, Seorang Ibu: Saya Yakin Anak Saya di Sini
Sutopo memberikan klarifikasinya melalui media sosial miliknya.
Intinya ia menegaskan, tidak ada negara di dunia yang mampu memprediksi adanya gempa secara pasti.
3. Hoaks Penculikan Anak
Melalui Facebook, Twitter, dan aplikasi pesan WhatsApp, masyarakat terutama orangtua dibuat resah akan kabar yang menyebutkan adanya pelaku penculikan anak tertangkap di Jalan Kran Kemayoran, Jakarta Pusat.
Baca Juga : Berkenalan dengan Uyghur: Kelompok Umat Muslim di China yang Punya Bakat Alami Jadi Model
Kapolsek Kemayoran, Kompol Saiful Anwar, membantah pemberitaan ini.
Ia menjelaskan bahwa laki-laki dalam sebuah video bukanlah pelaku penculikan, melainkan seorang tukang parkir yang mengidap gangguan jiwa.
Tidak hanya dalam bentuk video di daerah Kemayoran itu saja, beragam foto dengan kabar serupa juga disebutkan di beberapa daerah lain.
Kementerian Kominfo menyebutkan, kabar hoaks penculikan anak ini telah menjadi isu nasional.
4. Hoaks Konspirasi Imunisasi dan Vaksin
Isu konspirasi penyebaran virus atau penyakit melalui vaksin ini menyebutkan bahwa vaksin yang digunakan untuk imunisasi mengandung sel-sel hewan, bakteri, virus, darah, dan nanah.
Tak pelak, isu ini berdampak kepada stigma masyarakat tentang imunisasi yang membuat masyarakat ragu, bahkan takut melakukan imunisasi pada anak-anak mereka.
5. Hoaks Rekaman Black Box Lion Air JT 610
Kecelakaan jatuhnya pesawat Lion Air JT610 di Perairan Karawang, Jawa Barat ini diikuti dengan munculnya berita disinformasi hingga kabar bohong yang membingungkan dan meresahkan masyarakat.
Salah satunya adalah di platform YouTube oleh channel Juragan Batik Reborn.
Pada 29 Oktober 2018, akun itu mengunggah video yang menyebutkan bahwa konten merupakan hasil rekaman dari black box pesawat Lion Air JT 610.
Padahal, video ini bukan rekaman melainkan tanggapan seseorang terkait video MAP detik-detik Lion Air JT 610 hilang kontak.
Baca Juga : Buat Ramuan dengan Bawang dan Madu, Ini Manfaat Kesehatan yang akan Anda Terima
Untuk diketahui, black box Lion Air JT 610 ditemukan Tim SAR TNI AL yang dipimpin oleh Panglima Komando Armada I Laksamana Muda Yudo Margono, pada Kamis (1/11/2018) di kedalaman 30 meter.
6. Hoaks Telur Palsu atau Telur Plastik
Pada awal 2018, terdapat informasi telur palsu atau telur plastik beredar di pasar tradisional dan supermarket.
Foto dan video terkait proses pembuatan telur palsu banyak di unggah di media sosial.
Baca Juga : Bloomberg: Bersama Brasil, Indonesia akan Pimpin Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang pada 2019
Bahkan, disebutkan bahwa telur diproduksi dari China.
Isu ini menyebabkan kerugian perternak ayam petelur dan para penjual telur.
Kementerian Pertanian dan Satgas Pangan Mabes Polri menyatakan bahwa kabar adanya telur palsu ini tidak benar.
7. Hoaks Kebangkitan PKI
Baca Juga : Tak Bisa Diam dan Suka Lompat-lompat, Berbahagialah, Itu Tanda Anak Anda Punya Kecerdasan Kinestetik Tinggi
Pada awal tahun ini, terjadi kasus pemukulan terhadap seorang tokoh agama yang kemudian dikaitkan dengan kebangkitan PKI.
Ternyata, setelah tertangkap, pelakunya adalah orang gila, Mirisnya, beberapa oknum tidak bertanggung jawab menarasikan kejadian ini sebagai tanda kebangkitan PKI.
Tak pelak isu tersebut membuat keresahan di masyarakat.
8. Hoaks Kartu Nikah dengan 4 Foto Istri
Baca Juga : Membawa Usus Ayam ke Rumah Pria Ini Digerebek Polisi, Ternyata Ada yang Tidak Beres di Usus Ayam Tersebut
Beberapa waktu lalu, Kementerian Agama meluncurkan kartu nikah yang diklaim dapat memudahkan masyarakat mengurus suatu hal.
Setelah peluncuran, muncul di media sosial, foto kartu nikah berwarna kuning dengan logo Kementerian Agama yang mencantumkan empat kolom istri dan satu kolom suami dengan kolom nama dan tanggal pernikahan di masing-masing kolom istri.
Meskipun terdapat beberapa masyarakat yang sadar bahwa hal ini hanya lelucon semata, namun ada juga yang berspekulasi kartu ini merupakan kartu legalitas untuk melakukan poligami.
Kementerian Agama menegaskan bahwa kabar ini hoaks.
Kemenag menjelaskan bahwa kartu nikah yang dikeluarkan pemerintah ini memiliki warna dasar hijau bercampur kuning dengan hanya mencantumkan dua kotak yang berisi foto pasangan pengantin.
9. Hoaks Makanan Mengandung Lilin atau Plastik
Kabar bohong mengenai makanan seperti biskuit, kerupuk, hingga serbuk minuman yang mudah terbakar saat terkena api mengandung lilin atau plastik sempat menghebohkan masyarakat.
Terdapat suatu video viral berisi tentang percobaan menaburkan serbuk minuman di atas sebuah korek api yang dinyalakan, dengan menyebut bahwa serbuk minuman itu mengandung lilin.
Baca Juga : Pertikaian Dua Saudara Kandung Akhirnya Melahirkan Adidas dan Puma dan Sampai Kini Terus Berseteru
Lantaran meresahkan masyarakat, Badan Pengawas Obat dan Makanan pun memberikan penjelasan di situs resminya.
Hasilnya, semua produk pangan yang memiliki rantai karbon atau ikatan antar-atom karbon, dan mengandung lemak atau minyak dengan kadar air rendah, terutama berbentuk tipis dan berpori seperti kerupuk, crackers, dan makanan ringan lainnya pasti akan terbakar jika disulut dengan api.
10. Hoaks BSSN
Sadap Telepon dan Pantau WhatsApp Pesan tentang pemantauan segala aktivitas penggunaan ponsel oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tersebar luas di kalangan masyarakat.
Baca Juga : Jangan Sepelekan Mimpi yang Selalu Menampilkan Orang yang Sama. Ini Loh Artinya!
Disebutkan, hal tersebut berkaitan dengan kebijakan BSSN mengenai peraturan komunikasi baru dan jaringan keamaan.
Masyarakat pun dibuat bertanya-tanya atas informasi ini.
Namun, kabar tersebut adalah kabar bohong atau hoaks.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com oleh Mela Arnani dengan judul "10 Hoaks Sepanjang 2018 yang Paling Berdampak di Masyarakat"