Advertorial
Intisari-Online.com – Dengan tuntutan produktivitas kerja yang akhirnya berimbas pada tingkat stres, para peneliti telah menemukan bahwa mata seseorang mungkin menawarkan solusi.
Penelitian menunjukkan bahwa pelebaran pupil mata, dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat stres seseorang dalam lingkungan multitasking.
“Banyak orang melakukan banyak tugas, tetapi saat ini tidak ada pengukuran untuk kesehatan mental seseorang.
Namun, kami menemukan bahwa ukuran pupil bisa menjadi kunci untuk mengukur kondisi mental seseorang saat mereka melakukan banyak tugas,” kata Jung Hyup Kim, Asisten Profesor dari University of Missouri di AS, seperti dilansir dari thehealthsite.
Baca Juga : Dari Belah Lidah Hingga Tato Bola Mata, Inilah ‘Pria Paling Termodifikasi di Dunia’, Begini Penampilannya
Untuk memahami dan bagaimana setiap orang mengalami stres secara berbeda, para peneliti menggunakan ruang kontrol pabrik minyak dan gas kilang simulasi.
Di mana mereka menyaksikan, melalui teknologi motion-capture dan eye-tracking, ketika para peserta bereaksi terhadap perubahan yang tidak terduga, seperti alarm.
Selama tugas-tugas sederhana yang direncanakan, perilaku pencarian mata peserta lebih dapat diprediksi.
Namun, ketika tugas menjadi lebih kompleks dan perubahan tak terduga terjadi, perilaku mata mereka menjadi lebih tidak menentu, demikian temuan itu terungkap.
Baca Juga : Berurai Air Mata Pertemuan Haru Mantan TKW dengan Majikannya Nenek Asal Taiwan
Tim berharap temuan ini, yang diterbitkan dalam Jurnal Internasional Interaksi Manusia-Komputer, dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana sistem harus dirancang untuk menghindari para pekerja yang kelebihan beban mental dan membangun lingkungan kerja yang lebih aman. "Suatu hari temuan ini dapat memberi pengusaha dan pendidik sejenis alat untuk menentukan tingkat stres maksimum yang dapat dialami seseorang sebelum mereka menjadi lelah, dan kinerja mereka mulai berubah secara negatif," kata studi tersebut. Selanjutnya, para peneliti berencana untuk menerapkan temuan ini untuk penelitian lebih lanjut yang melibatkan kelompok usia yang berbeda dan tindakan biometrik tertentu seperti detak jantung, sinyal otak dan reaksi otot atau saraf.
Baca Juga : Benarkah ‘Mematahkan’ Buku-buku Jari Berbahaya? Atau Sebenarnya Justru Ada Manfaatnya?