Advertorial

Walau Dilanda Gempa Bumi 7 Magnitudo, Ini Alasan Gempa di Alaska Tak Memakan Korban Jiwa

Adrie Saputra
Mentari DP
,
Adrie Saputra

Tim Redaksi

Gempa tercatat pada pukul 08.29 saat aktivitas sekolah dan pekerja sedang dimulai. Jalan aspal rusak parah bahkan runtuh dan retak-retak.
Gempa tercatat pada pukul 08.29 saat aktivitas sekolah dan pekerja sedang dimulai. Jalan aspal rusak parah bahkan runtuh dan retak-retak.

Intisari-Online.com – Awal bulan ini, kota Anchorage, Alaska, diguncang gempa dahsyat berkekuatan 7,0 magnitudo, hingga menyebabkan rumah dan bangunan lain bergetar.

Penduduk yang ketakutan lari ke jalan-jalan dan menyaksikan kerusakan pada sebagian besar konstruksi di kota terbesar Alaska itu.

Gempa tercatat pada pukul 08.29 saat aktivitas sekolah dan pekerja sedang dimulai. Jalan aspal rusak parah bahkan runtuh dan retak-retak.

Tapi tidak ada bangunan yang hancur.

Baca Juga : Bukan karena Kehilangan Nutrisi, Buah yang Diblender Bisa Berbahaya bagi Tubuh Gara-gara Ini!

Beberapa orang terluka akibat pecahan kaca dan benda-benda yang berjatuhan. Meski demikian, tidak ada korban tewas dalam peristiwa tersebut.

Lalu, bagaimana gempa besar yang melanda Alaska tidak memakan korban jiwa?

The Insider pada Senin (3/11/2018) melaporkan, gempa pada 1964 di Alaska menjadi titik balik untuk memastikan keamanan gedung.

Saat itu, gempa bumi dan tsunami menewaskan lebih dari 130 orang dan menyapu desa-desa kecil dari peta.

Guncangan berlangsung lebih dari empat menit, dan tercatat sebesar 9,2 magnitudo.

Gempa tersebut tercatat sebagai yang paling parah di Amerika Utara dan yang terkuat kedua dalam sejarah dunia.

Baca Juga : China Siapkan Rp6 Triliun untuk Kirim 272 Satelit Demi Sediakan WiFi Gratis di Seluruh Dunia

"Kami telah melalui perjalanan panjang sejak gempa 1964," Joey Yang, ketua program teknik sipil di Universitas Alaska Anchorage kepada New York Times.

"Kota Anchorage pasti tahu tentang kekuatan dan kerusakan yang diakibatkan oleh gempa besar terhadap infrastruktur dan bangunan," imbuhnya.

Pengembang harus melewati standar yang ketat untuk dapat membangun gedung di bagian Alaska yang paling rentan.

Secara geologis, pusat gempa pada Jumat lalu yang melanda di daerah yang sangat padat penduduknya itu berada di kedalaman 40 km, sehingga banyak energi dilepaskan sebelum mencapai permukaan.

Beberapa kerusakan masih nampak dan sekolah ditutup hingga Selasa (4/12/2018) karena gedung harus diperiksa.

Baca Juga : Kronologi Pembantaian 31 Pekerja PT Iskara di Trans Papua Oleh OPM, Jenazah Belum Bisa Diambil

Wali kota Anchorage Ethan Berkowitz mengatakan, otoritas sedang menjalankan upaya untuk mengatasi bencana alama tersebut.

"Dalam hal bencana, saya pikir lebih banyak berbicara tentang siapa kita daripada apa yang kita derita," katanya.

"Masyarakat berkumpul bersama. Kami mengikuti rencana yang sudah ada," imbuhnya. (Veronika Yasinta)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Ini Sebabnya Gempa Skala 7 Magnitudo di Alaska Tak Memakan Korban Jiwa”)

Baca Juga : Di Balik Kemewahan, Ada Fakta Mencengangkan yang Membuat Orang Indonesia Lebih Beruntung Daripada Orang Dubai

Artikel Terkait