Baca Juga : Mengintip Isi di dalam Pangkalan 'Planet Mars' Milik China Bernilai Rp926 Miliar
Setelah dibawa ke bumi pada tahun 2014, sperma tersebut dikawinkan dengan sel telur dan ternyata menghasilkan keturunan yang sehat.
Walaupun demikian, rasanya masih terlalu pagi untuk menyebut radiasi tingkat tinggi di luar angkasa sama sekali tidak berpengaruh pada reproduksi.
Pasalnya, sperma tersebut dibawa kembali ke bumi untuk menghasilkan embrio yang kemudian berkembang di planet kita.
Lehnhardt sendiri masih menyangsikan bagaimana embrio manusia dapat berkembang di lingkungan mikrogravitasi atau Mars yang gravitasinya hanya 38 persen gravitasi bumi.
Baca Juga : Siapakah Alyssa Carson, Gadis 17 Tahun yang Akan Jadi Orang Pertama Tinggal di Mars?
“Kita tidak tahu bagaimana mereka akan berkembang. Akankah mereka memiliki tulang yang sama dengan kita? Bisakah mereka datang kembali ke bumi dan berdiri?,” ujarnya.
Selain itu, Lehnhardt berkata bahwa bentuk manusia yang hidup dan tumbuh di luar angkasa atau Mars akan jauh berbeda daripada kita sekarang dan mungkin akan memiliki cara reproduksi yang berbeda juga.
Baca Juga : Memburu Harta Karun Marsekal Rommel Sang Kaki Tangan Hitler
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR