Advertorial
Intisari-Online.com –Sosok “candi dengan seribu patung Buddha” ini berdiri di atas sebuah bukit kecil antara Kali Elo dan Progo. Di sebelah timurnya menjulang Gunung Merapi dan Merbabu.
Di sebelah baratnya membentang bukit Menoreh. Tingginya 42 m. Namun karena stupa induknya tersambar geledek, ketinggian itu tinggal 31,5 m.
Lebar candi 123 m. Batu yang disusun untuk membentuk Borobudur diperkirakan 55.00 m3. Batu-batu itu dari jenis andesit (batu kali) yang diambil dari sungai di sekitarnya.
Candi berundak-undak 10 tingkat, yang diduga melambangkan 10 raja wangsa Syailendra, si pendiri Borobudur.
Ia memiliki 504 arca Buddha, 72 buah di dalam stupa berterawang dan 432 dalam relung terbuka.
(Baca juga:Misteri Jam Raksasa di Candi Borobudur)
Juga terdapat 5 arca di pagar langkan dan 4 arca Buddha di lorong. Tinggi rata-rata patung tadi 150 cm.
Monumen Buddha terbesar di dunia ini terbagi atas 3 bagian tiruan alam semesta, yaknikamadhatu,rupadhatu, danarupadhatu.
Bagian kaki,kamadhatu, tersusun atas 13.000 m3 batu dengan 160 relief terpendam. Di bagian tengah candi,rupadhatu, terdapat 4 lorong dengan 1.300 relief pada panel berukir yang kalau dijajarkan panjangnya sekitar 2,5 km.
Bagian atas,arupadhatu, mempunyai stupa induk raksasa yang polos-padat berdiameter 9,90 m dan tinggi 7 m. Pada 3 tingkat di bawahnya terdapat 72 stupa berterawang dengan lubang berbentuk belah ketupat dan bujur sangkar.
Masing-masing tingkat memiliki 16, 24, dan 32 stupa. Tampak selisih tadi tetap dan dapat dibagi 8, angka yang melambangkan jumlah mata angin di alam semesta.
Diameter stupanya juga memiliki selisih tetap 10 cm, yakni 1,70, 1,80, dan 1,90 m.
(Baca juga:1.999 Lampion Mengudara, Suasana Sakral nan Indah di Atas Candi Borobudur)
Jumlah stupa yang ada tadi, termasuk stupa induk, 73. Angka biner ini kalau diuraikan dan dijumlahkan akan menjadi angka 10.
Angka terakhir ini kalau dipecah dan dijumlahkan kembali akan menghasilkan angka 1.
Dalam ilmu numerologi Jawa angka 1 ini melambangkaningkang sawiji, sang Adi Buddha, yang sekarang lebih terkenal dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(Seperti pernah dimuat di MajalahIntisariedisi Februari 1993)