Sebelumnya 80 kapal pernah terdampar di Jepang pada tahun 2013, 65 kapal tahun 2014, 45 kapal tahun 2015, dan 66 pada tahun 2016.
Hal tersebut terjadi diduga lantaran kehidupan di Korea Utara "Suram dan Putus asa".
Kejadian ini juga banyak dikaitkan dengan paham Juche yang dianut Korea Utara.
Juche mengandung prinsip bahwa "manusia menguasai segala sesuatu dan memutuskan segala sesuatu".
BACA JUGA: Tanpa Sadar, Ternyata Kita Sering Menyebut Nama Dewa-Dewa Pagan Tiap Hari
Juche mengandung pengertian "self-reliance" atau "percaya pada kemampuan diri sendiri".
Ideologi yang dikembangkan oleh Kim Il Sung itu membenarkan kebijakan negara terlepas dari bencana kelaparan dan kesulitan ekonomi di negara tersebut.
Kondisi tersebut diperparah karena Korea Utara mengalami kekeringan ekstrim awal tahun ini, merusak produksi pangan negara tersebut dan kemungkinan akan mengakibatkan kekurangan makanan lebih lanjut.
Seo Yu Suk, seorang manajer penelitian di Lembaga Studi Korea Utara di Seoul mengatakan kepada Reuters, "Korea Utara mendorong keras masyarakatnya untuk mengumpulkan lebih banyak ikan sehingga mereka bisa mengatasi kekurangan makanan mereka."
Kapal-kapal reyot yang digunakan tidak dapat menerjang ombak besar di musim gugur, kemungkinan mereka yang melaut tidak selamat dan masih banyak lagi yang belum diketahui nasibnya.
BACA JUGA: (Video) Kecanggihan AI Menunjukkan Akhir dari Realitas, Kita pun akan Semakin Bingung Dibuatnya
Penulis | : | Masrurroh Ummu Kulsum |
Editor | : | Masrurroh Ummu Kulsum |
KOMENTAR