Mirip Emoji, Relief Berusia 3.800 Tahun di Peru Ini Miliki Makna yang Menyedihkan

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Reliefnya menunjukkan empat kepala manusia dengan mata tertutup yang dikelilingi oleh dua ular.

Intisari-Online.com- Melihat foto relief dinding dari peradaban Caral di atas, Anda mungkin ingin tertawa.

Namun, tahan dulu. Menurut para arkeolog yang menggalinya, simbol-simbol mirip emoji tersebut memiliki makna yang serius.

Para arkeolog dari Archeological Zone Caral (ZAC) menemukan dinding berukuran satu kali tiga meter tersebut di kompleks arkeologis Vichama, Lembah Supe, yang terletak sekitar 180 kilometer dari utara Lima, Peru.

Situs ini sudah ada sejak Periode Kuno Akhir Andes Tengah ketika peradaban Caral atau Norte Chico, peradaban tertua di Amerika, berkuasa.

Baca Juga:Hanya Ganti Celana Dalam Sebulan Sekali, Gadis Ini Masuk Rumah Sakit

Pada puncaknya, sekitar 3.000 orang diperkirakan tinggal di komplek ini.

Menurut arkeolog Ruth Shady Solis, ketua penggalian Vichama, dinding ini dulunya adalah bagian dari ruang depan sebuah gedung umum yang menghadap ladang pertanian Huara Valley.

Gedung tersebut kemungkinan memiliki plaza melingkar yang menurun, dan mencakup area seluas 875 meter persegi.

Baca Juga:Ketika Rupiah Masih ‘Enak’, Gaji Pegawai Negeri Masih Bersisa Banyak meski Sudah untuk Bersenang-senang

Reliefnya menunjukkan empat kepala manusia dengan mata tertutup yang dikelilingi oleh dua ular.

Pada pusatnya, ada juga kepala kelima non-manusia yang diduga menggambarkan simbol biji. Mulutnya terbuka, dan biji tampak seperti sedang masuk atau keluar dari tanah.

Setelah dihubungkan dengan relief-relief di sekitarnya yang menunjukkan manusia-manusia yang kurus, para arkeolog menduga bahwa relief ini mungkin menyimbolkan sebuah periode kekeringan dan kelaparan.

Shady Solis mengatakan, relief-relief ini menyimbolkan fertilisasi bumi: ular menggambarkan dewa yang terhubung dengan air, yang masuk ke bumi dan membuat biji bertunas.

Baca Juga:Lihat Buaya Makan Anaknya Sendiri, Para Peneliti Justru Mengaku Bahagia, Kenapa?

“Relief yang baru menguatkan pendekatan menangkap, dalam memori kolektif, kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat akibat perubahan iklim dan kelangkaan air yang memiliki efek serius terhadap produktifitas pertanian,” lanjutnya.

Pada akhirnya, masyarakat Caral meninggalkan area Vichama.

Tidak banyak yang diketahui mengenai nasib mereka setelahnya, tetapi temuan baru ini menguatkan kisah-kisah kesulitan yang dihadapi oleh kota tertua di Dunia Baru.

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Makna Menyedihkan di Balik Relief 3.800 Tahun di Peru yang Mirip Emoji")

Baca Juga:Ini 19 Daftar Belanja Pribadi Zumi Zola yang Diduga Dibayar Menggunakan Uang Gratifikasi

Artikel Terkait