Penulis
Intisari-online.com Sejak militer AS secara terang-terangan mendukung perjuangan suku Kurdi yang ingin mendirikan negara merdeka di kawasan perbatasan Irak-Turki, hubungan Turki-AS pun makin tegang.
Pasalnya jika suku Kurdi yang mendiami wilayah Kurdi di perbatasan Irak-Kurdi sampai bisa mendirikan negara merdeka, Turki pun akan kehilangan wilayah yang cukup besar.
Untuk mencegah suku Kurdi yang ingin mendirikan negara merdeka itu, militer Turki pun kerap melancarkan serangan udara.
Tapi serangan militer Turki itu akhirnya terhenti karena dicegah oleh AS.
Militer AS selama ini memang telah bertempur bersama-sama para gerilyawan Kurdi (Phesmerga) untuk menghancurkan kekuatan ISIS di Irak dan Suriah.
Akibat ulah AS yang makin merongrong kewibawaan pemerintah Turki, sejumlah langkah yang menunjukkan permusuhan antara AS-Turki pun sengaja dilakukan oleh Turki.
Salah satu di antaranya adalah dengan membeli rudal-rudal S-400 Rusia yang akan digunakan untuk menangkis serangan udara yang kemungkinan besar akan dilancarkan oleh pasukan NATO dan AS.
Penggelaran rudal-rudal S-400 untuk melawan AS bahkan sudah ditegaskan oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang sejak bulan Januari 2018 sudah secara terang-terangan siap berkonfrontasi dengan AS (www.voanews.com).
Tidak hanya membeli persenjataan dari Rusia, Turki yang memang memiliki ambisi untuk menjadi negara berkekuatan militer terunggul di Eropa dan Timur Tengah juga telah meningkatkan produksi alat utama sistem senjata (alutsista) dalam negeri.
Bar-baru ini dalam pameran kedirgantaraan Farnborough International Airshow 2018 di Inggris (16/Juli/2018), Turki bahkan sudah memamerkan jet tempur generasi ke-5 produksinya sendiri, yakni Hurjet.
Sebagai jet tempur yang berfungsi untuk pesawat latih dan sekaligus pesawat tempur, Hurjet direncanakan akan menggantikan pesawat-pesawat latih T-38 buatan AS.
Jet tempur Hurjet yang diproduksi oleh Turkish Aerospace Industries (TAI) itu secara teknologi merupakan jet berteknologi stealth (siluman) yang serba digital.
Dalam operasional tempurnya Hurjet yang memiliki panjang badan (fuselage) 13,4 meter itu bisa terbang pada ketinggian 45.000 kaki dan membawa beragam senjata hingga seberat 3000 kg.
Selain dijagokan untuk menggantikan peran jet-jet tempur T-38, Hurjet juga disiapkan sebagai partner F-16 produksi TAI.
Selama ini Turki memang sudah memiliki lisensi untuk memproduksi ratusan F-16 yang aslinya merupakan produksi AS.
Oleh karena itu jika sampai terjadi konfrontasi dengan AS, Turki dipastikan akan menggunakan jet-jet tempur F-35 dan F-16.
Sehingga akan membuat AS berada pada situasi ironis karena harus melawan alutsista sendiri alias ‘senjata makan tuan’.