Find Us On Social Media :

Kenapa Pengobatan Tradisional Perlu untuk Diawasi dengan Ketat?

By Ilham Pradipta M., Selasa, 7 Februari 2017 | 14:01 WIB

Pijat Lebih Sering, Bisa Tingkatkan Sistem Imun Tubuh

Intisari–Online.com - Kemajuan teknologi bidang pengobatan medis serta adanya jaminan kesehatan (BPJS), ternyata tak menyurutkan keinginan orang untuk berobat secara tradisional. Sayangnya, ternyata banyak layanan pengobatan tradisional yang sesungguhnya “tidak layak”, sehingga pasien yang menjadi korban. Sebaiknya berhati-hati, karena Kementerian Kesehatan RI sedang menatanya.

(Banyak Nyamuk di Rumah? Cobalah Obat Nyamuk Tradisional Ini)

Pada 7 Agustus 2015, masyarakat sempat dikejutkan dengan peristiwa meninggalnya Allya Siska Nadya. Gadis berusia 32 tahun itu dikabarkan meninggal setelah menerima perawatan chiropractic di sebuah klinik di Pondok Indah, Jakarta Selatan. Hampir sepuluh tahun sejak pengobatan tulang belakang itu diperkenalkan di Indonesia, baru kali ini menjadi sorotan. 

Awalnya, Siska mengeluh pada bagian leher dan tulang belakangnya. Menurut keluarga, keluhan itu mungkin disebabkan karena Siska kerap menenteng tas bawaan berat, seperti tas berisi laptop. Sebelum pergi ke Perancis untuk melanjutkan studinya, ia berencana untuk mengatasi keluhannnya tersebut.

(9 Jurus Tradisional Mengatasi Flu)

Pilihan pengobatan pun jatuh pada terapi chiropractic. Namun, sehari setelah menerima terapi, tepatnya 6 Agustus, Siska meringis kesakitan luar biasa pada bagian lehernya.  Ia pun langsung dilarikan ke unit gawat darurat di RSPI pada tengan malam. Berdasarkan catatan medis tim dokter, diduga ada pembuluh darah yang pecah sehingga bagian  belekang lehernya membengkak. Naas, pagi harinya dokter menyatakan Siska telah tiada. Dari hasil otopsi didapatkan ada pendarahan di lehernya.

Tak bebas dari malpraktik

Dari kasus Siska kita bisa membayangkan betapa ngeri akibat yang ditimbulkan oleh pengobatan tradisional yang sering disebut sebagai pengobatan “alternatif” itu. Ketika semua berjalan sesuai keinginan atau tidak timbul masalah, mungkin akan baik-baik saja. Namun jika terjadi masalah atau malpraktik, sulit untuk menuntut pertanggung jawaban.

“Masyarakat kita menganggap malpraktik itu cuma di pengobatan medis konvensional. Padahal di pengobatan tradisional juga banyak,” tutur Meinarwati, Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisonal Kementerian Kesehatan (Kemenkes)RI.

Kasus chiropractic baru membuat masyarakat terhenyak. Padahal, kata Meinarwati, banyak kasus serupa di masyarakat, tapi tidak terangkat. Contohnya, kasus-kasus patah tulang. Banyak dukun patah tulang berbuat nekat memijat pada kasus patah tulang terbuka (ada luka). Sudah begitu, luka tersebut diberi reramuan sehingga akhirnya infeksi. Luka justru semakin parah sehingga harus diamputasi.

Anehnya, kalau sudah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, masyarakat cuma pasrah dan tidak marah. Itu takdir, katanya. “Tapi coba dokter yang mengobati, pasti langsung ribut malpraktik,” kata Meinarwati

Temukan tulisan lengkap mengenai metode pengobatan tradisional di Majalah Intisari edisi Februari 2017