Penulis
Intisari-Online.com -Meski pasukan Israel dikenal sebagai personel militer tangguh yang sulit dikalahkan dalam berbagai konflik atau peperangan dengan negara-negara Arab, khususnya Palestina, korban yang telah jatuh nyatanya cukup besar.
Misalnya, antara tahun 2000-2008 dalam peperangan melawan rakyat Palestina korban tewas di pihak pasukan Israel mencapai jumlah 1.063 perdonel, sedangkan korban luka mencakup personel militer dan warga sipil berjumlah 8.800 orang.
Pada tahun 2009-2010, militer Israel kembali bentrok dengan para pejuang Hamas dan warga Palestina di Jalur Gaza dan mengakibatkan 70 tentara tewas dan 322 perseonel lainnya terluka.
Baca juga:Inilah Potret Memilukan Kehidupan Penjara di Israel yang Hanya Dihuni Oleh Perempuan
Jadi pada dasarnya peperangan tanpa henti (war of atrition) sejak tahun 1948 yang terus dilancarkan oleh para pejuang Palestina selalu memakan korban jiwa tentara Israel kendati mereka dikenal sebagai para prajurit tangguh yang sangat terlatih.
Terbunuhnya pasukan Israel ketika sedang terjadi konflik dengan negara-negara Arab atau hanya dengan warga Palestina merupakan kerugian besar bagi Israel mengingat jumlah warganya yang sangat terbatas (dibawah 10 juta orang).
Apalagi orang Israel hanya cenderung berkeluarga dengan sesama Yahudi dan bukan dengan suku-suku lainnya.
Oleh karena itu warga Israel yang merupakan satu suku dan mayoritas memiliki agama yang juga sama, dan sama-sama berasal dari generasi korban pembantain massal (holocoust) oleh Nazi Jerman, membuat warga Israel memiliki ikatan persaudaraan yang sangat kuat.
Seorang tentara Israel yang tewas dalam konflik atau peperangan, selain dianggap sebagai pahlawan oleh Israel, juga merupakan kehilangan salah satu anggota keluarga besar.
Umumnya para tentara Israel baik pria dan wanita akan menangis sampai meraung-raung ‘seperti bayi’ ketika mengetahui rekan satu unitnya tewas dalam peperangan.
Para komandan atau rekan yang tabah sampai susah-payah menenangkan para tentara Israel yang menangis itu karena dituntut untuk segera pulih dan melanjutkan pertempuran.
Baca juga:Iran, Negara yang Paling Semangat Lenyapkan Israel dari Muka Bumi dan Terus Berusaha 'Gandeng' Rusia
Sebenarnya banyak tentara di satuan-satuan militer dunia menangis ketika rekan satu unitnya, terutama yang sudah akrab seperti saudara gugur.
Tapi jika yang gugur adalah tentara Israel, hanya prajurit Israel yang menangis ‘terlalu serius’ dan meraung-raung seperti anak kecil.
Kondisi tentara Israel yang ternyata cengeng ketika sedang bertempur itu jelas bertolak belakang dengan pemberitaan media-media Barat, bahwa tentara Israel semua tangguh dan kejam.
Padahal mereka ternyata merupakan prajurit manusia biasa yang gampang menangis dan turun semangat tempurnya gara-gara temannya terbunuh dalam peperangan.