Find Us On Social Media :

Memperingati Hari Buruh: Begini Curahan Hati Mutiari, Salah Satu Terdakwa Kasus Pembunuhan Aktivis Buruh Marsinah

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 1 Mei 2018 | 16:15 WIB

Firasatkah?

Esok paginya, Jumat, keanehan serupa juga dirasakan Tuni, waktu itu 47 tahun, ibu Mutiari. Sebelum berangkat kerja, tutur Tuni, "Dia pesan masakan ikan laut untuk makan malam. Saya sanggupi. Tapi terus dia bilang, ikannya dibungkus saja karena mungkin tak akan makan di rumah lagi."

Baca juga: May Day atau Mayday? Perbedaannya Sangat Besar tapi Jarang Orang Tahu

Teka-teki tersingkap

Sampai malam, Mutiari belum juga pulang. Hari mulai bertanya-tanya. "Ah, mungkin dia sedang dimintai keterangan," ucapnya saat itu menghibur diri.

Namun sampai lewat tengah malam, Mutiari tak kunjung kembali. Hari pun gelisah. Ia langsung ke rumah Ayip, kepala produksi PT CPS, yang kenal cukup dekat dengan Mutiari.

"Di sana saya cuma menemui istri Ayip yang juga sama-sama kebingungan karena suaminya tak pulang."

Hingga seminggu kemudian, Mutiari tetap raib bak ditelan bumi. Hari dengan ditemani ayah mertuanya melaporkan hilangnya Mutiari ke Polsek Porong.

Sementara itu, Hari mendengar kabar angin, istrinya ditahan di Polda Surabaya. Tapi ketika ia datang ke sana, "Petugas reserse bilang tak tahu menahu. Malah, mereka menyarankan saya menghubungi Kodam dan Bakorstanasda. Saran itu saya turuti. Tapi di situ pun ia tak ada."

Dua minggu Hari bingung, panik, dan cemas. "Apalagi, dia sedang hamil 3 bulan," ujar Hari yang mempersunting Mutiari 5 Juli 1993. Secercah harapan mulai tampak ketika Hari membaca sebuah koran Ibukota terbitan Sabtu (16/10).

"Di situ disebutkan, Mutiari dijemput sejumlah petugas."

Tak menunggu lama, ia minta bantuan LBH Yayasan Persada Indonesia (YPI) untuk mencari kejelasan nasib istrinya.