Catat! Ikan Nila Bukanlah 'Ikan Mutan' Tanpa Tulang atau Ikan Beracun, Ini Buktinya

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com – Nama ikan nila tidaklah asing bagi kita yang tinggal di Indonesia.

Ikan yang satu ini sering ditemukan di air tawar dan sering juga kita santap.

Namun akhir-akhir ini nama ikan nila sedang diperbincangkan.

Hal itu dikarenakan ada seseorang yang mengunggah foto dan menuliskan bahwa ikan nila adalah “ikan mutan”.

Baca juga:Masih Ingat Kasus Dua Sejoli yang Diarak Keliling Kampung Tanpa Busana? Begini Kabar Terbaru Para Pelakunya!

Menurut unggahan tersebut, "ikan ini tidak bertulang, tidak memiliki kulit dan tidak bisa terlalu matang”, "Anda tidak dapat menemukan ikan nila di alam liar", dan "Dioxin ditemukan di ikan ini”.

Diketahui dioxin adalah racun yang menyebabkan kanker.

Untungnya, tidak semua orang percaya dengan foto tersebut. Bahkan ada beberapa yang menyelidiki klaim-klaim tersebut dan hasilnya mengatakan bahwa foto tersebut hoax atau palsu.

Berikut beberapa fakta tentang ikan nila yang dijelaskan oleh Snopes seperti dilansir dari munchies.vice.com.

Pertama, ikan nila memiliki kulit dan tulang dan cukup banyak orang yang bisa menjelaskannya.

Bahkan kulit nila sangat bermanfaat. Contohnya pada musim semi lalu, seorang dokter di Brasil mulai menguji kulit ikan nila sebagai cara potensial untuk pasien dengan luka bakar tingkat kedua dan ketiga.

Baca juga:Wahai para Orangtua, Ingatlah Selalu Bahwa Bayi Tak Wajib Pakai Bedak dan Minyak!

Selanjutnya, meskipun sebagian besar ikan nila dibesarkan di peternakan sekarang, ikan itu berasal dari Timur Tengah dan Afrika.

Sehingga kemungkinan benar ada dioxin ditemukan di dalam ikan.

Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), dioxin terdiri dari sekelompok senyawa yang terkait secara kimia yang merupakan bagian dari “Kotor Dozen” (disebut sebagai pencemar lingkungan yang persisten).

Mereka dapat "berakumulasi dalam rantai makanan" dan telah terdeteksi di jaringan lemak hewan - termasuk ikan.

Tetapi itu belum tentu berlaku untuk ikan nila. Sebab Snopes tidak dapat menemukan bukti bahwa ikan nila lebih cenderung memiliki lebih banyak senyawa ini daripada jenis makanan laut lainnya.

Terakhir, dalam upaya menjelaskan kasus hoax ini, Kevin Fitzsimmons, seorang ahli akuakultur dari University of Arizona, mengatakan kepada FactCheck.org bahwa ikan nila memiliki tingkat dioxin yang lebih rendah daripada ikan karnivora lainnya.

"Saya tidak tahu mengapa ada orang yang menyebarkan kebohongan yang sama sekali tidak memiliki dasar dalam sains atau studi tunggal," kata Fitzsimmons.

"Siapa pun yang melihat fakta yang diterbitkan dalam ratusan literatur yang diulas sejawat dapat melihat banyak manfaat gizi yang jelas dari makan ikan nila dan hampir semua ikan lainnya."

Jadi, jangan percaya pada hoax tentang ikan nila ya!

Baca juga:Ilustrasi-ilustrasi Ini Ingatkan Kita Bagaimana Kita Bisa Menghargai Hidup yang Mungkin Kita Benci

Artikel Terkait