Find Us On Social Media :

Kisah para Pemeran Pengganti Adegan ‘Panas’ di Film ‘Panas’ Era ’90-an, Benarkah Hanya Demi Uang?

By Ade Sulaeman, Minggu, 1 April 2018 | 16:15 WIB

Ia mengaku merasa terpojok dengan berita-berita di media cetak yang menulis soal keberaniannya yang oleh Nilam dibantah habis-habisan.

"Saya sendiri melihat film itu dan tak melihat adegan yang disebut-sebut."

Menurut Nilam, ia kemudian banyak mendapat telepon dari para pria iseng.

"Karena pemberitaan itu, banyak yang menelepon saya untuk mengajak tidur. Bahkan ada yang menawarkan rumah segala. Memangnya saya ini perempuan murahan? Dibayar semilyar pun, saya tak sudi karena jalannya sudah jelas tidak benar!"

Tapi kenapa mau jadi stand-in?

"Kalau mau jujur, sebenarnya stand-in tak ada gunanya. Sudah capek-capek memerankan adegan, wajah kita tetap tak nampak. Apalagi berharap nama kita ditulis di poster film. Padahal saya juga ingin menonjol."

Kalaupun Nilam tetap menjalani profesi itu, "Karena honornya bisa tiga kali lebih besar dibanding kalau saya menerima peran-peran kecil. Dan saya juga berpikir, adegan itu toh bukan untuk konsumsi dalam negeri. Jadi, saya terima saja."

Hanya sekarang ini, "Saya sudah jera. Hasilnya tak seberapa, sakit hatinya lama sekali."

Honor Besar

Lain lagi cerita Rosma yang pernah menggantikan Suzana dalam Santet dan Wenny Rosalina di Jaringan Terlarang.

"Saya mau jadi stand-in, supaya bisa dekat dengan orang film saja. Buat figuran seperti kami, kalau tak berani berakting mana bisa terkenal?"

Harapannya yang lain, jika sudah menjalin hubungan baik dengan orang film, tawaran syuting akan terus mengalir.