Penulis
Intisari-Online.com – Kejantanan mereka dihilangkan supaya ideal sebagai penjaga pintu gerbang, penjaga kuil, sampai pelayan cinta. Bahkan, di Cina ada yang pernah diangkat sebagai kepala pemerintahan.
Yang mengejutkan, budaya kebiri yang kejam ini masih ada hingga zaman modern ini.
Menurut kepercayaan di India, Dewa Siwa kehilangan alat vitalnya karena kutukan. Dalam kepercayaan orang Sumeria, Kumrabi menggigit dan menelan penis Anu, si Dewa Langit, dalam suatu perkelahian.
Di Mesir, Seth memutus alat vital musuhnya, Qsiris, tapi kemudian diberi ganti yang baru oleh Dewi Isis berupa protesa, sehingga bisa punya keturunan.
Dalam kisah mitologi Yunani kuno, Titan Kronos memotong phallus ayahnya, Uranus saat bersebadan dengan Gaia, ibunya, dan membuangnya ke laut. Demikian juga dalam kisah-kisah dari negara antah berantah antara legenda dan kenyataan, Ratu Semiramis mengebiri semua abdi di istananya sehingga di sekitarnya tidak ada lagi “laki-laki”.
Budak setia
Praktik kebiri ternyata ada seperti diakui terus terang oleh Sum Yaoting, orang kasim (kebiri) dari zaman kaisar Cina yang terakhir di awal abad ini.
Di istana kaisar-kaisar Cina, penggambaran tentang orang-orang kasim adalah terpampang sejak 5.000 tahun lampau, Kaisar mana pun senantiasa memenuhi istananya dengan orang kasim yang juga disebut sida-sida.
Dengan dikebiri, seiring hilangnya buah zakar penghasil hormon seks pria, testosteron, kebanggaan sebagai pria otomatis luntur. Akibatnya, orang kasim biasanya hidup dengan jiwa yang labil, terombang-ambing di antara kebencian pada diri sendiri, keputusasaan, dan kemurungan.
Tanpa identitas, tanpa kampung halaman, dan tanpa harapan. Hanya ada satu penyaluran bagi mereka mengabdi pada majikan dengan kesetiaan yang tinggi.
Barangkali dipacu motivasi tunggal itu, cukup banyak orang kasim yang telah menorehkan prestasi gemilang dalam sejarah Cina. Ambil contoh, Guo Shoujing yang berhasil membangun terowongan besar di Beijing hagi junjungannya, Kaisar Kubilai Khan (1215 - 1294).
Taijian mendesain sistem pengairan untuk seluruh negeri Cina. Liu Chin pernah memegang pemerintahan di Cina pada tahun 1505 - 1510, sebagai wali putra mahkota, Witsu.
Siapa tak kenal Laksamana Cheng Ho (1371 - 1434) yang memimpin armada berkekuatan lebih dari 300 kapal dengan 30.000 pelaut, berlayar ke India, Sri Lanka, Teluk Persia, Arab hingga menyusuri Pantai Timur Afrika? Semua itu dilakukannya demi kepentingan kaisarnya.
20 kali lebih mahal
Di Timur Tengah, budaya memelihara orarig kasim baru mulai pada tahun 750 SM. Orang kepercayaan pembawa pedang Harun Al-Rasyid, Kalifah Bagdad (786 - 809) pun, seorang kasim bernama Masrur.
Sekitar 50 tahun kemudian, tercatat ada 12.000 wanita tersimpari di harem-harem Persia. Untuk-melayani mereka, pasar raya budak pun muncul di Baghdad maupun Kairo. Bersamaan dengan itu, kebutunan akan budak yang sudah dikebiri pun ikut meningkat.
(Baca juga:Lucu! Habis Dikebiri, Kucing Ini Kaget Saat Sadar Alat Kelaminnya 'Hilang')
Tenaga mereka dipakai sebagai pengawas harem. Ini banyak terjadi di daerah Samarkand, Persia, di Assuit, Mesir, atau Armenia. (Kasim dalam bahasa Yunani artinya “pelindung tempat tidur").
Perbudakan adalah bisnis mewah. Kaldu orang memerlukan, mereka bisa diimpor dari tempat-tempat yang jauh. Tak hanya dari Bizantium, Nubia, atau Ethiopia, tapi bahkan dari India, Prancis, dan Cina.
Harga budak akan naik sampai 20 kali lipat sesudah dikebiri. Walau dua dari tiga budak tewas dalam proses pengebirian karena kehabisan darah, bisnis ini tetap marak.
Bagaimaqna, dengan zaman . modern sekarang? Apakah dunia orang kasim telah berakhir?
Ternyata belum. Seorang jurnalis AS, Zia Jaffrey, pada tahun 1995 masih menjumpainya di Propinsi Goa, India. Di sana ia temukan pasar budak rahasia yang menjual orang-orang kasim muda ke istana-istana orang-orang kaya di luar negeri.
Sebagai pelayan cinta
Ada beberapa alasan kenapa pengebirian dilakukan. Untuk menghukum orang yang ketahuan berzinah, mempermalukan serdadu yang kalah, sekadar menyiksa, membuat budak tidak bisa berbuat apa-apa, atau meredam kekuasaan musuh.
(Baca juga:Dibuat oleh Pelukis yang Sedang Depresi, 10 Lukisan Gelap nan Misterius Ini Benar-benar Menyeramkan))
Meski pengebirian merupakan perbuatan kekerasan terhadap pria, sejarah mencatat, pelakunya kaum pria juga.
Orang kasim yang dikebiri sebelum masa akil-balik, biasanya akan berkulit mulus, tidak berbulu, dan bertubuh selembut wanita. Orang-orang kasim yang mulus ini menjadi sasaran permainan orang-orang kaya pada zaman dulu.
Maklum saja, layanan mereka bisa dihargai 250 kali lebih mah al daripada layanan budak biasa.
Berkaitan dengan kebutuhan layanan seks ini, zaman dulu ada dua macam budak kebiri. Orang kasim "hitam", yaitu pria yang buah zakar dan penisnya dibuang, dibuat menjadi dan diperlakukan seperti "wanita".
Orang kasim "putih", hanya buah zakarnya yang dibuang. Budak ini tetap bisa melakukan hubungan seksual, cuma tidak bisa punya keturunan.
Yang "putih" ini jelas memenuhi kebutuhan para wanita kalangan atas, karena sebagai pelayan cinta ia bisa memberikan, kepuasan dengan "aman", artinya tanpa mengakibatkan kehamilan.
Karena itu, sesuai penggunaannya, di Roma ada beberapa sebutan buat orang kasim: sernivir (setengah laki-laki); eviratus (orang kasim); mollis (pria yang kewanita-wanitaan); malakos (penari dengan gaya wanita).
(Baca juga:(Foto) Berani Lihat? Taman Neraka di Thailand Ini Menawarkan Beragam Siksa 'Akhirat' Kepada Pengunjung)
Bagaimana akibat medik tindak pengebirian itu sendiri pada pria? Ternyata pengobatan modern sudah memastikan, pengebirian bisa menimbulkan akibat yang berbeda-beda pada setiap pria.
Sebab, produksi testosteron tidak bisa begitu saja dihentikan.
Demi suara "malaikat"
"Anak laki-laki itu dibius dengan opium dan selama beberapa waktu ditaruh di dalam bak mandi berisi air panas, sampai ia berada di tingkat tidak merasakan apa-apa lagi. Saat itulah buah zakarnya dipotong."
Demikian tertera dalam sebuah "Traktat tentang orang kasim" keluaran tahun 1707 di Italia.
Waktu itu setiap tahun diperkirakan ada sekitar 5:000 anak laki-laki di sana dikebiri. Setelah beberapa hari operasi, lebih dari 60% tewas akibat perdarahan atau infeksi yang mengerikan.
Yang selamat dimasukkan ke sekolah seni untuk dididik keras selama tujuh tahun dalam membawakan lagu-lagu rohani.
(Baca juga:Duh, Bayi Ini Tidak Boleh Dipotong Tali Pusarnya Oleh Ibu Kandungnya Sendiri)
Sebenarnya pada masa itu pun perbuatan mengebiri sudah diancam hukuman mati. Tapi repotnya, waktu itu wanita masih terlarang jadi penyanyi lagu rohani.
Di samping itu yang sudah telanjur jadi anggota paduan suara tidak rela kerluar karena normalnya, suara melengking bocah penyanyi dalam waktu cepat akan pecah.
Tindak pengebirian, kalau sukses, akan mempertahankan suara bocah yang tinggi, nyaring dan bening, meski tubuh si anak sudah akil-balik dan berkembang memiliki dada bidang.
Suara lengkingan bening yang bisa mencakup tiga setengah oktaf sudah tentu bukan main!
Pada abad XVIII, pergelaran musik sekuler jadi berkembang hebat dalam rupa musik opera. Para komponis terbaik zaman itu, seperti Monteverdi, Palestrina, Handel, dan Mozart, menuliskan karya mereka untuk pertunjukan-pertunjukan yang biasanya terdiri atas 10 orang kasim dan hanya seorang bersuara bariton dan seorang bersuara bas.
Orang kasim penyanyi yang terkenal waktu itu ialah Carlo Broschi, dikenal sebagai Farinelli (17,05 - 1782). Tak beda dengan megabintang zaman sekarang, suaranya bisa membuat pendengarnya histeris.
(Baca juga:Kotak Mainan si Maniak, Kisah Menyeramkan Wanita yang Dijadikan Budak Nafsu Seorang Sadomasokis)
Lewat suaranya yang memukau ia bahkan berhasil menyembuhkan Raja Spanyol Phillip V dari depresi berat. Selama 24 tahun ia tinggal di Madrid dan menjadi kaya raya, memiliki berbagai hak istimewa, termasuk bisa keluar masuk kamar raja dengan bebas.
Ketika Polandia dan Swedia terancam perang, orang kasim Baldassare Ferri (1610-1680), yang biasa tampil bernyanyi di istana raja Polandia, diizinkan bernyanyi di hadapan Ratu Swedia, Christine. Tidak jelas, apakah berkat suaranya perang jadi diurungkan.
Namun Ratu Anne, ibunda raja Prancis, Louis XIV (1638-1715), konon sampai jatuh cinta setengah mati pada orang kasim bernama Atto Melani (1626 - 1693).
Sekte rahasia
Ketika tahun 1990 di koran-koran India muncul foto Hanif Vora (15), yang mengenakan baju pria, kemudian dengan baju sari wanita, dan terakhir telanjang dengan memperlihatkan bekas luka akibat kebiri, Hijras pun menjadi pusat perhatian.
Hijras adalah suatu sekte rahasia orang kasim di India. Orang-orang yang terlahir dengan alat vital cacat, tidak sempurna atau tidak normal bergabung ke sana.
Dengan berpakaian ala wanita, orang-orang Hijras membawakan tarian di pesta perkawinan maupun kelahiran anak. Mereka menjanjikan kesuburan bagi pengantin wanita dan memberkati para bayi.
(Baca juga:Satmar, Sekte yang Melarang Perempuan Kuliah dan Memiliki Gelar)
Kaum Hijras biasa tampil dengan dandanan mencolok, berpakaian warna-warni, dan bisa tampil sempuma sebagai wahita maupun laki-laki. Mereka juga dipercaya bisa menulahkan kutukan, yang hingga sekarang ditakuti oleh banyak orang.
Dengan kemajuan ilmu kedokteran, cacat bawaan pada bayi yang membentuk kaum Hijras, makin jarang terjadi.
Alhasil, sekte ini merekrut anggbta barunya dari kaum pemuda yang melacurkan diri, orang-orang yang melarikan diri dari keluarganya, dan anak-anak pengemis.
Kini ada sekitar satu jutaan anggota Hijras di India, menjalani kehidupan kaum kasim dari zaman baheula. (Matthias Welgold/Xn)
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi September 1999)