Find Us On Social Media :

Bawa Malapetaka, Keris Ken Arok yang Dibuat Empu Gandring Dianggap Sebagai 'Keris Gagal'

By Ade Sulaeman, Sabtu, 27 Januari 2018 | 09:00 WIB

Intisari-Online.com – Tak bisa dipungkiri, pekerjaan membuat keris bermutu hanya dimiliki segelintir empu yang mempunyai jiwa seni tinggi.

Apalagi karena pada umumnya keris dibuat dengan maksud dan manfaat untuk kebaikan manusia pada umumnya.

Salah besar jika orang menganggap keris buatan Empu Gandring yang dipakai oleh Ken Angrok adalah keris baik.

Keris semacam itu justru bisa disebut keris buruk, misproduct atau salah kedaden, karena membawa malapetaka bagi orang banyak.

(Baca juga: Kisah Kerajaan Mataram: Kalau Bapak dan Anak Jatuh Cinta Pada Wanita yang Sama)

Meski tetap ada kekecualian, misalnya keris yang memang dibuat untuk tujuan membunuh orang.

Salah satu dari sedikit empu yang masih berkarya adalah, Empu Jeno Harumbrojo (60), yang tinggal di Desa Gatak, Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta.

Berperakawan kurus tapi sehat, berkacamata tebal tapi tidak angker, Jeno bukan sembarang empu.

Bila ditunat ke muaranya, ia masih keturunan empu kondang di zaman Majapahit terakhir, Empu Tumenggung Supodriyo.

Empu Jeno adalah salah seorang dari tiga pewaris kepandaian ayahnya, Empu Supowinangun. Dua pewaris lain yakni kakaknya sendiri, sudah menanggalkan keterampilannya.

Meski sama-sama pandai besi, seorang empu memiliki dasar teknik penggarapan yang amat berbeda dengan kolega mereka yang membuat parang, cangkul, sabit dll. Kalangan konsumen mereka pun berbeda.

Proses pembuatan sebilah keris melewati beberapa tahap yang masing-masing memerlukan ketelitian, kesabaran dan kerja berat baik jasmani maupun rohani.