Franklin Roosevelt, Meski Lumpuh dan Berkursi Roda Empat Kali Terpilih Jadi Presiden AS serta Penentu Kemenangan PD II

Moh Habib Asyhad

Penulis

Berkat prestasinya itu pada pilpres 1932, ia pun dicalonkan oleh Partai Demokrat dan mengalahkan Herbert Hoover dari Partai Republik.

Intisari-Online.com -Franklin Delano Roosevelt (FDR) adalah salah satu tokoh yang berperan besar dalam Perang Asia Timur Raya yang berujung pada kekalahan pasukan Jepang.

Presiden AS yang ke-32 inilah yag resmi mendeklarasikan perang terhadap Kekaisaran Jepang, menyusul serangan mendadak Jepang terhadap Pearl Harbour 7 Desember 1941.

(Baca juga:Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)

(Baca juga:Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN)

Roosevelt yang dilahirkan di New York pada 30 Januari 1882 sejak muda telah tertarik politik dan bergabung dengan Partai Demokrat.

Pada usia 29 tahun ia sudah terpilih sebagai anggota legislatif dan tampak kepemimpinannya yang menonjol.

Enam tahun sebelumnya pada tahun 1905, Franklin menikah dengan Anna Eleanor Rooselvelt, kemenakan Presiden Theodore Roosevelt.

Mereka dikaruniai lima anak.

Tahun 1921 Franklin terserang polio hingga harus berkursi roda dan banyak bergantung pada istrinya yang setia.

Sekalipun begitu ia berhasil memenangkan kursi Gubernur New York hingga dua kali masa jabatan di tengah masa sulit depresi ekonomi.

Ia mengerahkan otak-otak terbaik dari kalangan universitas untuk menjadi penasihatnya, dan jadilah FDR pemimpin yang dinamis dan cemerlang.

Berkat prestasinya itu pada pilpres 1932, ia pun dicalonkan oleh Partai Demokrat dan mengalahkan Herbert Hoover dari Partai Republik.

Sebagai Presiden ia memimpin upaya memerangi depresi, antara lain melalui program “New Deal” yang terkenal.

Tahun 1936 ia terpilih lagi tatkala mendung perang mulai menyelimuti dunia dengan munculnya rezim fasis dan militeris di Jerman, Italia, dan Jepang.

Tahun 1940 ia terpilih lagi untuk ketiga kalinya, mengalahkan capres Republik, Wendell Wilkie. Ketika itu PD II baru saja meletus.

(Baca juga:Penelitian Mengungkapkan: Ratu Elizabeth II Keturunan Nabi Muhammad SAW, Sejauh Mana Kebenarannya?)

(Baca juga:Orang Desa di China Ini Ditetapkan Jadi Miliarder Baru Setelah Tak Sengaja Menemukan Batu Empedu Babi)

Sekalipun ia menyatakan tidak akan mengirim tentara Amerika dalam perangnya orang lain, namun ia jelas memihak lawan-lawan Jerman/Italia dengan sistem “lendlease”, sehingga logistik perang Inggris dan Soviet terjamin.

Banyak sejarawan yang menyesalkan sikap Roosevelt yang tidak serta merta melawan Hitler yang dinilai menjadi ancaman terhadap peradaban Barat.

Kesempatan melawan fasisme itu baru muncul setelah Jepang menyerang Pearl Harbour dan pada hari juga Roosevelt menyatakan perang dengan Jepang.

Tanggal 11 Desember, Roosevelt juga mendeklarasikan perang terhadap Jerman dan Italia.

Sementara sejarawan menyayangkan politik FDR yang terlalu kaku terhadap Jepang.

Padahal jika ia bisa lebih luwes maka Roosevlt dapat menunda konflik di Asia pada waktu perang dengan Nazi Hitler hampir meletus.

Di lain pihak, Roosevelt pun disalahkan karena dianggap membuat Pearl Harbour tidak siap.

Bahkan ada tuduhan ia segaja memancing Jepang agar punya alasan untuk berperang.

Namun apapun tuduhannya, Roosevelt nyata memimpin AS dalam perang global tersebut, termasuk dalam berdiplomasi dengan sekutu-sekutunya serta Uni Soviet.

Tahun 1944, dalam kondisi kelelahan ia kembali dipilih untuk keempat kalinya sebagai presiden setelah mengalahkan capres Republik Thomas Dewey.

Namun ia wafat pada 12 April 1945, menjelang takluknya Nazi Jerman.

Hitler masih berharap meninggalnya Roosevelt dapat menjadi titik balik bagi kemenangan Nazi, suatu harapan yang sia-sia.

Meski dengan segala keterbatasannya, FDR adalah presiden yang sangat kuat dan amat populer selama lebih dari 12 tahun memimpin.

Artikel Terkait