Semua memandang ke pintu kuning berdaun dua, pintu yang menyambung ke sel tempat terhukum.
Baru beberapa detik saya berada di sana, pintu kuning terpentang. Muncullah Pierrepoint diikuti seorang pemuda bertubuh kecil, memakai setelan rapi berwarna biru.
Dari saku jas pemuda itu menonjol secarik kain yang dari jauh mirip saputangan, tetapi sebenarnya sarung kepala yang akan dikenakannya.
Tangan Farrell terikat ke belakang, sementara matanya tampak sangat ketakutan.
Kirk berjalan di belakang Farrell, tanpa harus mendorongnya. Tanpa ragu-ragu Pierrepoint menuju pintu jebakan. Di tengah pintu itu ia berhenti, berbalik menghadapi Farrell dan menaruh tangannya di pundak pemuda itu.
(Baca juga: Pria Ini Dijatuhi Hukuman Penjara Selama 327 Tahun, Sebanyak dan Seberat Apa, Ya, Kejahatan yang Diperbuatnya?)
Dalam waktu sekejap saja, kain penutup sudah diselubungkannya ke kepala Farrell. Dengan gesit pula Pierrepomt mengalungkan tali gantungan, lalu membungkuk untuk menepuk bahu Kirk yang baru selesai mengikat pergelangan kaki Farrell.
Mereka berdua menyingkir dari pintu jebakan. Segera pintu itu menjeblak ke bawah. Farrell merosot berbareng dengan bunyi nyaring daun pintu jebakan memukul dinding lubang. Mungkin semua narapidana di penjara itu ikut mendengarnya.
Beberapa saat kemudian keadaan sunyi-senyap. Seorang pejabat memecah keheningan dengan berkata, "Delapan detik. Sudah selesai."
Delapan detik! Betapa cepatnya. Padahal ini dihitung mulai dari saat Farrell dijemput dari selnya sampai ia tergantung dalam keadaan tidak bernyawa lagi di ujung tali.
Gara-gara buku kriminal
Keinginan saya untuk menjadi petugas penggantung orang timbul pada usia sebelas tahun, ketika saya membaca buku Edgar Wallace.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR