Advertorial

Lotus yang Suka Mengecoh, Selalu Dibikin Galau oleh Ulat dan Belalang

Moh Habib Asyhad

Editor

Salah satu dari jenis hama yang umum mengusik ketenteraman hidupnya adalah aphid hitam (Rhopalosiphum nymphaea). Beruntung, lotus punya sekutu yang boleh dibilang setia membelanya mati-matian.
Salah satu dari jenis hama yang umum mengusik ketenteraman hidupnya adalah aphid hitam (Rhopalosiphum nymphaea). Beruntung, lotus punya sekutu yang boleh dibilang setia membelanya mati-matian.

Intisari-Online.com – Bunga yang satu ini enak dipandang. Wajar kalau banyak yang menjadikannya sebagai tanaman hias air.

Kabarnya juga berkhasiat, sehingga orang pun menjadikannya sebagai obat herbal.

Celakanya, menyebut namanya membuat orang terkecoh dengan tanaman serumpun.

Rasanya, tak terlalu mengherankan kalau ada orang yang berselisih paham saat menyebut tanaman lotus. Bisa antarteman, bisa pula antara pedagang bunga dan pembelinya.

Bahkan, antara orang awam dengan peneliti. Tanaman yang dimaksud masing-masing pihak memang tak terlalu jauh. Sama-sama tanaman berbunga indah dan berhabitat air.

Tetapi lotus yang mereka maksud tetap saja berbeda.

Bukan seroja

Memang, begitu terucap nama lotus, orang bisa menjadi bingung. Ada yang menyalahartikan lotus sebagai lotus hindu dan lotus cina (nama latinnya Nelumbo speciosum atau Nelumbo nucifera).

Tumbuhan ini dikenal dengan sebutan lily suci atau kacang phytogorean. Di beberapa daerah juga dikenal dengan sebutan “lotus”, sama seperti sebutan para pedagang bunga.

Sementara, namanya dalam bahasa Indonesia adalah seroja.

Kampung halaman tanaman ini di daratan Asia. Lalu, ia menyebar hampir ke seluruh daerah tropis. Si lily suci ini termasuk herba air menahun. Daunnya membundar atau elips membundar dengan tepi daunnya mengutuh.

Daun ini berada di atas permukaan air, ditopang batang yang tegak berdiri. Garis tengahnya 20 – 60 cm. Bunganya yang berwarna merah jambu juga disangga batang yang tegak berdiri, sejajar dengan posisi daun.

Saat mekar, garis tengahnya sekitar 15 – 25 cm. Bunga ini menyenangkan bila didekati, karena harum baunya.

Tanaman ini mempunyai banyak manfaat. Akarnya misalnya, bisa dijadikan bahan makanan. Orang Cina biasanya mengolah akar rimpangnya yang masih muda dengan cara merebus atau membakar dalam abu yang membara.

Begitu dimakan, hmmm….. manis rasanya. Sementara bijinya dibuat menjadi bubur dan sangat baik digunakan untuk obat murus darah. Buahnya digunakan sebagai obat sakit waktu haid.

Sedangkan orang Makassar memanfaatkan daunnya yang masih muda sebagai bahan sayur.

Orang juga bisa melirik pada tumbuhan dari keluarga kacang-kacangan (suku Fabaceae) ketika menyebut lotus. Dalam bahasa Yunani, kata lotus memang berarti suatu jenis tumbuhan dari keluarga kacang-kacangan.

Ia merupakan tumbuhan herba atau setengah perdu yang biasanya dimanfaatkan sebagai pakan kuda. Warna bunganya kuning, ungu, merah jambu, dan putih.

Pengertian lotus juga bisa mengarah pada cyrenean lotus, tumbuhan perdu di Afrika. Buahnya mempunyai rasa manis seperti madu, ukurannya sebesar buah olive (zaitun).

Tanaman ini biasanya dimakan oleh suku tertentu di Afrika Utara, sehingga mereka sering disebut Suku Pemakan Lotus.

Kemungkinan besar buah itu adalah buah dari tumbuhan jenis Zizyphus sativa Z. lotus, Celtis australis, Nitratria tridentate, atau Rhamnus lotus, yang merupakan tumbuhan Afrika Utara lainnya.

Atau, lotus eropa (Diospyros lotus). Hanya saja buah tanaman terakhir ini tidak bisa dimakan.

Namun, sejatinya, yang dimaksud dengan lotus adalah lotus mesir (Nymphaea lotus). Ia merupakan tumbuhan air yang dikenal dengan sebutan lily suci dari Sungai Nil. Orang juga menyebutnya sebagai teratai.

Mekar malam hari

Mau tahu sosoknya? Cobalah kunjungi Kebon Raya Bogor. Datangi kolam vak II.Q.B 59 dan vak II.Q.A 143. Nymphae lotus yang merekah indah siap menyambut Anda. Tanaman ini memang salah satu koleksi tanaman air di Kebun Raya.

Dari data yang tercatat di Subbidang Registrasi Koleksi, Kebun Raya Bogor, tanaman ini dikoleksi sejak 1922 dan berasal dari Afrika.

Dari induk inilah tanaman ini kemudian beranak-pinak. Yang berada di kolam vak II.Q.B. 59 ditanam tahun 1987 dan merupakan anak-cucu lotus koleksi pertama. Sedangkan cicit-buyutnya ditanam di kolam vak II.Q.A. 143.

Lotus tergolong tumbuhan yang relatif mudah beranak-cucu. Dari bijinya bisa dihasilkan kecambah yang bakal tumbuh menjadi lotus baru.

Tunas yang tumbuh dari umbi atau batang bawah lotus yang sudah melewati akil balik pun bisa tumbuh menjadi lotus baru.

Tanaman ini termasuk tumbuhan herba tahunan. Ia memiliki ciri berupa batang bawah horisontal atau tegak dan berumbi. Daun dan bunganya terapung-apung di atas permukaan air.

Daunnya tunggal, berbentuk perisai, dan hijau keunguan. Bagian tepi daunnya bergerigi dan melipat-lipat. Daun ini juga berbulu halus. Lebar daunnya berkisar 20 – 25 cm.

Bunga lotus berwarna putih. Kalau ada yang berwarna merah keunguan, itu lotus juga, tetapi dari varietas rudra.

Ketika mekar, ukuran bunga ini bisa mencapai 15 – 25 cm dan berbau harum. Umumnya mulai mekar pada waktu malam hari dan akan terus mekar selama empat hari. Selama itu, bunga selalu tampak segar seperti baru mekar saja.

Keindahan bunganya ini yang membuat orang menjadikannya sebagai tanaman hias air. Namun, ada juga yang memanfaatkan untuk keperluan lain. Misalnya, menjadikannya sebagai bahan obat tradisional seperti yang dilakukan di Filipina.

Kabarnya, jus tanaman ini, yang rasanya pahit, ampuh untuk mengobati penyakit gonorrhoea (GO). Selain itu, bagian tanaman ini juga dapat dimakan.

Di India dan Filipina bijinya dimakan sebagai sumber makanan alternatif. Sedangkan di India dan Cina batang bawahnya dimasak sebagai sayur dan buah mudanya dibuat salad.

Kabarnya lagi, lotus juga bisa dijadikan obat untuk ternak yang menderita mencret. Caranya, daun lotus direbus, kemudian ditumbuk sampai halus dan ditambah garam. Ramuan ini lalu dicampurkan pada pakan ternak.

Sesuai dengan sebutannya, lily suci dari Sungai Nil, tanah tumpah darah lotus adalah Mesir bagian tengah dan Afrika Barat.

Ia kemudian diajak merantau ke Madagaskar dan Grosswardein, Hungaria serta ke berbagai daerah tropis dan subtropis. Beberapa di antaranya akhirnya menjadi penghuni Kebun Raya Bogor.

Termasuk subgenera Lotos

Kalau ditelusuri nenek-moyangnya, lotus merupakan warga dari suku Nympaeaceae. Suku ini termasuk ke dalam tumbuhan dikotiledon dan anggota keluarga lily air yang berbentuk herba menahun. Tumbuhan dari suku ini kadang-kadang tumbuh dari batang bawah yang kuat.

Ada tujuh marga yang hidup di bawah naungan suku ini, salha satunya Nymphaea. Marga Nymphaea sendiri melingkupi tumbuhan herba yang hidup di air tawar, mempunyai batang bawah (rootstock) yang berdaging dan besar, atau berumbi.

Daunnya besar berbentuk jantung atau agak membundar, dan selalu terapung di atas permukaan air. Bunganya tunggal berwarna putih, kuning, biru, atau mera. Sangat cantik.

Marga Nymphaea dibagi lagi menjadi dua kelompok utama, Apocarpiae dan Syncarpiae. Masing-masing kelompok terdiri atas lima subgenera.

Nah, si lily suci dari Sungai Nil sendiri termasuk kelompok Syncarpiae subgenera Lotos.

Subgenera ini berasal dari daerah tropis, mulai dari daratan Eropa, Kepulauan Filipina, dan Madagaskar. Di kampung halamannya kebanyakan kelompok Lotos mempunyai kebiasaan hidup di musim basah berganti dengan musim kering.

Pada akhir musim basah, terbentuk umbi di bagian bawah tanaman, daun-daunnya berguguran dan akibatnya di musim kering tanaman bertahan dalam bentuk umbi.

Bunga tumbuhan yang termasuk dalam subgenera ini umumnya mekar pada petang atau senja hari. Masa mekarnya bunga berlangsung 3 – 4 hari.

Pada masa itu, ketika hari hangat atau panas, sekitar pukul 11.00 atau tengah hari, bunga-bunga itu untuk sementara menguncup.

Musuh bebuyutan

Sebagai bangsa tanaman, sepanjang hidupnya lotus tak lepas dari gangguan hama dan penyakit. Namun, ia lebih sering diganggu hama ketimbang penyakit.

Salah satu dari jenis hama yang umum mengusik ketenteraman hidupnya adalah aphid hitam (Rhopalosiphum nymphaea). Beruntung, lotus punya sekutu yang boleh dibilang setia membelanya mati-matian, meski tak sampai mati beneran.

Mereka tak lain adalah ikan yang hidup “kumpul kebo” bersamanya di air. Ikan-ikan itu akan membentengi lotus dari hama baik secara biologis maupun fisik. Kalau hama datang, kawanan ikan itu dengan sigap melenyapkannya.

Sejenis ulat dari jenis Diacrisia virginica juga suka mengancam kelangsungan hidup lotus dengan cara memakan daunnya.

Bagaimana tidak mengancam jiwa, kalau dalam satu hari ulat-ulat itu bisa menghabiskan selembar daun lotus. Bayangkan saja, bisa-bisa dalam seminggu tamatlah riwayat seonggok lotus.

Hanya itukah musuh-musuh lotus? Tidak! Masih ada lagi makhluk lain yang bisa bikin lotus hidup dalam kegalauan.

Sejenis belalang dari jenis Megamelus davisi menyukai daun lotus sebagai hidangan istimewanya. Juga jenis kumbang yang nama latinnya Garelucella nymphaea dan Donacia sp.

Kedua jenis kumbang ini pun menyerang daun-daun lotus. Bahkan, sejenis kutu yang dikenal sebagai sebutan laba-laba merah (Tetranychus sp.) suka mencabik-cabik daun hingga lotusnya tak berdaya.

Untunglah, lotus termasuk tumbuhan yang “mudah beranak”. Jadi, pepatah “mati satu tumbuh seribu” rasanya berlaku pula untuk si lily suci dari Sungai Nil ini. (Inggit Puji Astuti, Peneliti pada Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor)

(Artikel ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi November 2003)

Artikel Terkait