Intisari-Online.com – Katanya, gurah itu bisa bermanfaat buat kesehatan. Dalam pandangan medis, apakah gurah itu perlu?
Pengobatan gurah merupakan pengobatan tradisional dengan menggunakan akar, daun, maupun batang pohon srigunggu (clerodendrum serratum).
Daun ini memang dapat berfungsi seperti vasodilator atau pelebar pembuluh darah. Fungsi lainnya adalah mengencerkan dahak.
“Dengan takaran yang benar, daun ini dapat memiliki efek sama seperti memberi obat kepada pasien yang sedang menjalani terapi sinusitis. Sehingga ingus dan batuk dapat mudah dikeluarkan,” jelas dr. Selfiyanti Bimantara, SpTHT-KL., MKes., dokter spesialis THT di RS Siloam Simatupang, Jakarta.
Baca Juga : Meniup Hidung Ketika Pilek Ternyata Bahaya, Begini Cara Membersihkan Ingus dengan Benar
Dalam dunia kedokteran, Prof. dr. Soepomo Soekardono, Sp. THT-KL(K) di dalam pidato pengukuhannya selaku Guru Besar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok (THT) pada Fakultas Kedokteran UGM mengemukakan bahwa beberapa penelitian terhadap pemakaian gurah dapat mengurangi gejala rhinitis (rinosinusitis) kronis; seperti berkurangnya ingus, frekuensi bersin, dan keluhan tersumbat.
Namun dalam penelitian tersebut juga ditemukan adanya komplikasi pada daerah telinga, hidung, dan tenggorok (tuba katar, otitis media, tonsilo-faringitis kronis).
Sehingga masih diperlukan uji klinis maupun eksperimental dengan mengikuti kaidah ilmu farmasi dan ilmu kedokteran untuk benar-benar membuktikan khasiat gurah.
Antara obat-obatan medis dengan gurah yang tradisional, tentu ada bedanya. Obat yang diberikan dokter kepada pasien tentu sudah melewati berbagai tahapan pengujian.
Baca Juga : Penerbang F-16 Diberi Baju Khusus dan Tidak Boleh Terbang Ketika Sedang Pilek, Memangnya Kenapa?
Sehingga dapat dipastikan obat itu sudah teruji secara ilmiah tentang takaran dosisnya, berapa lama pasien harus selesai meminum obat, manfaat, hingga efek sampingnya.
Masalahnya, pada gurah, akan banyak muncul pertanyaan seperti: dosis yang tepatnya berapa? Bagaimana cara membuat ekstraknya? Cara menumbuknya bagaimana? Apakah ada perbedaan dosis antara anak atau orang dewasa?
Bisa didapatkan banyak variasi jawaban dari para penggurah.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR