Intisari-Online.com - Viagra selalu identik dengan laki-laki. Obat kuat ini populer dianggap sebagai solusi jitu mengatasi impotensi pada laki-laki.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana bila viagra dikonsumsi oleh wanita?
Viagra pertama kali diperkenalkan pada 1990-an dengan nama sildenafil, berbentul pil kecil dan berwarna biru. Untuk memudahkan, orang-orang suka menyebutnya pil biru.
(Baca juga: Bekerja Lebih Cepat dan Lebih Tahan Lama, Viagra Jenis Baru Ini Dianggap Akan Gantikan Pil Biru)
Jika ditelusuri lebih dalam, penemuan viagra alis pil biru ini ternyata kebetulan. Mula-mula, obat ini dimaksudkan untuk membantu mengatasi penyakit angin duduk, yaitu suatu kondisi di mana pembuluh darah di jantung menyempit.
Sialnya, pil ini dianggap kurang ampuh mengatasi angin duduk. Di sisi lain, para peneliti justru menemukan fakta lain bahwa obat ini bisa membantu memperlancar aliran darah ke penis.
Sejak itulah viagra dianggap bisa membantu kaum pria mengalami ereksi lebih lama.
Dari situlah produsen obat Viagra memutuskan memasarkan sildenafil untuk mengatasi disfungsi ereksi. Ini dilakukan setelah dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan manfaat obat tersebut.
Dan pada 1998, obat kuat ini menjadi obat oral pertama yang disetujui FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan di Amerika Serikat) untuk pengobatan disfungsi ereksi.
Secara umum, Viagra bekerja secara efektif pada pria yang mengeluhkan mengalami disfungsi ereksi hingga 65 sampai 70 persen.
Kembali ke pertanyaan di atas; bagaimana bila viagra dikonsumsi wanita?
Para peneliti telah berteori bahwa obat kuat ini memiliki efek seksual yang sama seperti yang dialami para pria jika wanita mengonsumsi obat tersebut. Viagra diyakini akan meningkatkan kadar oksida nitrat dalam tubuh untuk melancarkan aliran darah.
(Baca juga: Bahaya Viagra: Alih-alih Meningkatkan Performa, Viagra Bisa Menyebabkan Kanker Kulit)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR