Kamu tahu bahwa seseorang tidak "tersedia" secara emosional, namun kamu memaksakan berkencan dengan mereka.
Padahal, kamu sebetulnya bisa menemukan seseorang yang lebih baik. Hanya saja kamu menginginkan seseorang untuk menemani kesepianmu, saat itu juga.
Inilah yang disebut "settle" atau menetap, dan kamu hanya akan menyakiti dirimu sendiri karena dari luar kamu terlihat baik-baik saja.
Kamu akan cenderung lebih rapuh, ketika kamu merasa kesepian.
7. Mengabaikan peringatan
Jika kamu benar-benar menginginkan seseorang, kamu akan sangat mudah mengabaikan peringatan-peringatan yang datang.
Apalagi, jika kamu sedang kesepian, kamu akan lebih mudah "terpeleset".
Misalnya, kamu tidak suka ketika seseorang merokok, tapi kamu mentoleransinya jika orang yang kamu sukai merokok saat berkencan.
Kamu berpura-pura tidak tahu ada peringatan yang datang, dan tetap berharap hasil yang terbaik.
Baca Juga : Wanita Ini Cacat, tetapi Ia Tidak Patah Semangat Mencari Kegiatan dengan Menghibur Orang Kesepian
8. Kritik diri
Hal ini sangat sulit untuk dikontrol, tapi kesepian bisa memperburuknya dan membuat seseorang sangat sulit mengontrol kritik diri.
Kamu punya kritik diri dalam pikiranmu yang menghakimi setiap langkahmu.
Pikiran itu memanggil namamu dan mengatakan kamu tidak baik lalu membandingkanmu dengan orang lain.
Kritik diri sangatlah brutal, dan terus terngiang di telingamu. Kritik ini ada sejak sebelum kamu kesepian, namun saat kamu kesepian hal itu semakin buruk.
9. Membutuhkan validasi
Mungkin ketika kesepian, kamu banyak melakukan percakapan di Tinder karena kamu membutuhkan perhatian dan validasi untuk yakin bahwa dirimu baik-baik saja.
Kamu tahu kondisi tersebut tidak akan bertahan lama, tapi kamu tetap mengejar validasi dari orang lain.
Jika kamu terus melakukannya, maka kamu akan merasa lebih kesepian.
(Nabilla Tashandra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "9 Kebiasaan Buruk yang Dilakukan Orang-orang Kesepian".
Baca Juga : Hati-Hati! Semakin Anda Kurang Tidur, Semakin Anda Merasa Kesepian
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR