Intisari-online.com - Di dunia ini masih saja banyak orang yang merasa dirinya lebih superior ketimbang orang lain. Sungguh menyebalkan bukan?
Kita bisa menemukannya di mana saja.
Di pesta misalnya, dalam hitungan menit pertemuan ia sudah menceritakan betapa suksesnya dirinya, bahwa ia sudah menjadi orang penting, dan segalanya yang membanggakan dirinya, sehingga ketika kita mendengarnya, kita bisa merasa kecil hati dan tidak layak.
(Baca juga: (Video) Arogan! Sudah Tak Pakai Helm dan Spion, Anggota TNI Ini Juga Pukul Kepala dan Tendang Motor Polantas)
Namun mengapa kita harus menderita karena perilaku si megalomania?
Orang-orang yang berfantasi menyombongkan dirinya, tentang kebesaran, kekayaan, keagungannya itu termasuk gangguan psikologis.
Jangan sedih, persoalannya itu bukan pada diri kita, tetapi pada kondisi mental orang itu.
Megalomania membuat seseorang memiliki delusi bahwa dirinya jauh lebih super dibandingkan rata-rata orang.
Dalam banyak kasus, seperti dijelaskan pada situs Lifehack.org, si megalomania akan mengklaim dirinya sebagai orang terkenal, kaya, bahkan genius.
Dan mereka berbicara dengan begitu meyakinkan agar lawan bicaranya terpengaruh akan apa yang disampaikannya.
Perlu diketahui, bahwa diestimasikan 1% dari populasi di dunia mengalami megalomania lo. Sehingga tidak heran kalau kita sering menjumpai orang-orang seperti ini.
Jika kita tidak tahu bagaimana caranya menghadapi orang arogan seperti ini, kita bisa saja terjebak dan menjadi rendah diri ketika bertemu dengan orang seperti ini. Sebab memang itulah tujuan mereka.
(Baca juga: Jika di Indonesia yang Diberantas adalah Kemiskinan, di Singapura yang Diperangi adalah Kesombongan)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR