Advertorial

Bukannya Ditaburi Bunga, Makam Penulis Terkenal Ini Justru Dipenuhi Ciuman Penggemarnya

Ade Sulaeman

Penulis

Makam Souw Beng Kong, Kapitan Cina Pertama di Batavia yang terletak di Jalan Pangeran Jayakarta, saat dikunjungi oleh peserta Plesiran Tempo Doeloe, Minggu (26/11/23). Makam berada di tengah pemukiman penduduk yang padat dan kurang terawat.
Makam Souw Beng Kong, Kapitan Cina Pertama di Batavia yang terletak di Jalan Pangeran Jayakarta, saat dikunjungi oleh peserta Plesiran Tempo Doeloe, Minggu (26/11/23). Makam berada di tengah pemukiman penduduk yang padat dan kurang terawat.

Intisari-Online.com – Biasanya kita akan menaburkan bunga di atas sebuah makam.

Namun jika datang ke makam penulis ini, maka kita tidak perlu melakukannya.

Oscar Fingal O’Flahertie Wills Wilde atau Oscar Wilde dikenal sebagai seorang penulis Irlandia yang produktif menulis drama, fiksi, esai, dan puisi.

Ia juga menjadi salah satu dramawan paling populer di London pada awal 1980-an.

Novel yang paling diingat semua orang berjudul “The Picture of Dorian Grey” dan kalimat yang populer yang pernah Wilde tertulis adalah “ciuman bisa merusak kehidupan manusia”.

Dilansir dari theguardian.com, tahun 1900, diusianya yang baru menginjak 46 tahun, Wilde meninggal dunia.

Ia pun dimakamkan di pemakaman Pere Lachaise di Paris.

Walau sudah berpuluh-puluh tahun meninggalkan dunia, makamnya tidak pernah sepi.

Ada saat penggemarnya dari penjuru dunia datang berkunjung.

Menariknya, mereka tidak meninggalkan bunga sebagai semboyan ‘sayang’ kepada Wilde, tapi memberikan ciuman lipstik pada batu makamnya.

Ciuman-ciuman itu bermula pada akhir 1990-an, ketika seorang penggemar meninggalkan ciuman lipstik di makam.

Sejak itulah, seluruh penggemar yang datang memberikan ciuman lipstik sebagai kebiasaan.

Tidak hanya ciuman lisptik, mereka juga menuliskan beberapa kalimat terkenal dalam drama atau puisi Wilde.

Seperti “Kecantikan sejati berakhir di mana kecerdasan dimulai”.

Padahal ada peraturan di mana mereka yang mencoret makam akan di denda 9.000 Euro (Rp140 juta).

Namun sangat sulit menemukan pelaku dari lipstik dan kebanyakan pelaku ada turis.