Advertorial
Intisari-Online.com -Pemandangan tidak biasa terlihat di Pasar Raya II Kota Salatiga, Jawa Tengah.
Bagaimana tidak, sekitar 3.200 mahasiswa baru Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga menyerbut pasar tradisional terbesar di kota itu.
Harap diketahui, itu adalah bagian dari kewajiban para mahasiswa baru sebelum memulai kulaih di kampus Islam tersebut.
“Kegiatan belanja di pasar tradisional oleh mahasiswa baru ini merupakan bagian kulo nuwun anak-anak kami untuk masuk dan belajar di Salatiga,” ucap Rektor IAIN Salatiga Rahmat Hariyadi, dilansir dari Kompas.com.
Menurut Rahmat, kegiatan tersebut digelar sebagai rangkaian OPAK untuk mengenalkan mahasiswa kepada Kota Salatiga utamanya pasar tradisional.
Di sana, mahasiswa dianjurkan belanja minimal Rp10 ribu.
Aksi ini mendapat sambutan antusias dari Kepala Dinas Perdagangan Kota Salatiga Muthoin. Ia juga mengaku telah mengajak seluruh kampus yang ada di kota itu untuk melakukan hal yang sama.
Selain menyambut baik, Muthoin juga mengucaptakan terima kasih kepada semua mahasiswa dan pihak kampus yang telah membantu berbelanja di pasar tradisional itu.
Ia juga menjamin harga-harga barang di pasar itu amat terjangkau.
“Kami telah berpesan kepada para pedagang agar tidak mengambil laba banyak. Namun mahasiswa juga saya persilahkan untuk belajar tawar menawar dengan pedagang,” ucapnya.
Wali Kota Salatiga, Yulianto, juga mengapresiasi aksi itu. Ia salut dengan pihak kampus yang menginisiasi kegiatan tersebut; dengan mencintai produk-produk dalam negeri dengan berbelanja di pasar tradisional.
Jika IAINSalatiga saja bisa mengorganisasi mahasiswa barunya untuk belanjar ke pasar tradisional, kenapa kampus-kampus lain di Indonesia tidak bisa?
(Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul "Kampus Ini Wajibkan Mahasiswa Baru Belanja di Pasar Tradisional")