Advertorial

Demi Menyelamatkan Orang Asing yang Jatuh di Jalur Rel Kereta Api, Welsey Rela Mempertaruhkan Nyawanya

Moh Habib Asyhad

Editor

Baginya, tindakan yang dilakukannya adalah sangat alami, yang akan dilakukan oleh siapapun, dan tidak perlu diributkan.
Baginya, tindakan yang dilakukannya adalah sangat alami, yang akan dilakukan oleh siapapun, dan tidak perlu diributkan.

Intisari-Online.com – Sekitar pukul satu siang tanggal 2 Januari 2007, pekerja bangunan berusia 50 tahun, Wesley Autrey, sedang menunggu kereta bawah tanah bersama kedua putrinya, berusia 4 dan 6 tahun.

Tiba-tiba, ia melihat seorang pria berusia 20 tahun, Cameron Hollopeter, ambruk setelah kejang-kejang. Wesley, segera berlari membantunya, bersama dua orang wanita.

Dengan bantuan mereka, Cameron bisa berdiri lagi, tapi ia tidak bisa sepenuhnya mengembalikan keseimbangannya dan tersandung.

(Baca juga:Rami Adham, Mempertaruhkan Nyawanya Demi Menyelundupkan Mainan untuk Anak-anak Suriah)

Masih pusing dan bingung, Cameron terjatuh ke jalur di antara dua rel. Pada saat itu, Wesley melihat lampu kereta bawah tanah. Kereta itu mengarah langsung ke arah Cameron.

Tanpa ragu, Wesley melompat ke jalur dan mendapati Cameron, menutupi tubuh Cameron dengan tubuhnya dan mendorongnya ke celah di antara rel.

Kereta api itu tidak bisa berhenti tepat waktu, dan meluncur begitu dekat hingga beberapa minyak pelumas mengenai topi Wesley.

Orang-orang di peron berteriak, bersama dengan dua anak perempuan Wesley. Kereta api itu akhirnya berhenti setelah lima gerbongnya meluncur melewati para pria itu.

Setelah kereta berhenti, ada keheningan sesaat. Keheningan itu akhirnya terputus oleh tangisan putri Wesley.

(Baca juga:Mengerikan! Ketika Tiga Veteran Perang Menceritakan Pengalaman Pertama Menghabisi Nyawa Orang)

Wesley berteriak bahwa mereka baik-baik saja, dan menyuruh orang untuk memastikan pada putrinya bahwa ayah mereka baik-baik saja dan akan segera kembali dengan mereka.

Setelah 20 menit menunggu, pekerja kereta bawah tanah datang dan membantu kedua pria itu kembali ke peron.

Cameron dibawa ke rumah sakit. Ia hanya mengalami benjolan dan memar, tidak ada luka yang serius.

Sementara Wesley, tidak menginginkan bantuan medis apapun, ia meyakinkan orang-orang bahwa ia baik-baik saja.

Ia pergi menemui Cameron di rumah sakit dan kemudian bekerja seperti biasa.

Wesley sangat rendah hati ketika bercerita tentang kejadian tersebut dan sama sekali tidak menganggap bahwa dirinya pahlawan.

(Baca juga:Salut! Prajurit TNI Ini Rela Pertaruhkan Nyawa Demi Seberangkan Anak-anak yang akan Berangkat Sekolah)

Baginya, tindakan yang dilakukannya adalah sangat alami, yang akan dilakukan oleh siapapun, dan tidak perlu diributkan.

Artikel Terkait