Intisari-Online.com – Ketika Barcelona melakukan comeback di ajang Liga Champions yang fenomenal, membalikkan kekalahan 0 – 4 dari Paris St. German menjadi 6 – 5, Neymar, Jr menceploskan dua gol dan satu umpan yang membuahkan gol (assist).
Sementara bintang Barcelona, Messi, mencetak satu gol lewat tendangan pas 11 m.
Neymar merasa penampilan di malam itu menjadi permainan terbaiknya.
Esok harinya, Neymar bangun pagi dan membaca koran. Di halaman depan: Lionel Messi.
Menurut sebuah media, Neymar merasa pada saat itu adalah saat yang tepat untuk memutuskan bahwa cukup adalah cukup! Ia harus meninggalkan Barcelona, melangkah keluar dari bayang-bayang Lionel Messi.
Padahal, ketika Neymar datang ke Barcelona pada musim panas 2013, penggemar berharap ia akan menjadi pengganti Messi ketika penampilan pemain terbaik dunia lima kali yang sudah berusia 30 tahun itu menurun.
(Baca juga: Setelah Liverpool, Kini Barcelona Menghadirkan Sejarah dalam Ajang Liga Champions)
Bisik-bisik pun mulai menyebar soal ketidaknyamanan Neymar yang tidak memperoleh kebebasan seperti di tim nasional.
Para penggemar pun bereaksi beragam. Ada yang bisa mengerti, ada yang sedih, ada pula yang marah.
“Ini sebuah pukulan,” kata Javier Barranco, seorang mahasiswa psikologi berusia 19 tahun di Barcelona.
“Menyakitkan sebab saya pikir ia bisa berkembang di sini seperti (Lionel) Messi, ia akan menghabiskan seluruh karier sepakbolanya di sini dan akan menjadi legenda Barca.
“Fakta bahwa uang membuat ia pindah lebih dari alasan lain membuat perasaan saya terganggu.”
Transfer Neymar dari Barca ke PSG memang melibatkan uang yang fantastis.
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR