Pisah dengan Brad Pitt, Angelina Jolie Sempat Alami Kelumpuhan di Salah Satu Sisi Wajahnya. Kok, Bisa?

Ade Sulaeman

Penulis

Brad Pitt dan Angelina Jolie
Brad Pitt dan Angelina Jolie

Intisari-Online.com – Angelina Jolie, 42, mengisahkan tentang perpecahannya dengan Brad Pitt dan kesehatannya.

Ia mengungkapkan bahwa ia menderita hipertensi dan Bell’s Palsy ketika pernikahannya dengan Brad Pitt berantakan.

Ibu enam anak, yang selalu vokal atas perjuangannya terhadap kesehatannya, mengatakan bahwa kondisi tersebut menyebabkan satu sisi wajahnya lumpuh, dan ia membutuhkan akupunktur untuk pengobatannya.

Ia juga mengatakan telah mengalami menopause lebih awal, dan bagaimana gejala tersebut membuatnya harus mengontrol kesehatan dan kehidupannya.

Jolie mengungkapkan masalah kesehatannya dalam sebuah wawancara dengan Vanity Fair, sejak perpisahannya dengan Brad Pitt.

(Baca juga: Inilah 6 Hal yang Bisa Dipelajari Setiap Pasangan dari Perceraian Brad Pitt dan Angelina Jolie)

“Saya tidak tahu apakah itu menopause atau hal lainnya. Terkadang wanita dalam keluarga menempatkan diri mereka bertahan sampai ia tidak memperhatikan kesehatan mereka sendiri,” katanya dalam wawancara tersebut.

“Kupikir itu yang membuat seorang wanita tamat.”

Dalam beberapa menit setelah rilisan majalah tersebut, ada lonjakan pencarian Google untuk “Bell’s Palsy”.

Apa itu Bell’s Palsy?

Bell’s palsy menyebabkan kelemahan sementara atau kelumpuhan otot di satu sisi wajah.

(Baca juga: Perceraian Jolie-Pitt: Sekali Selingkuh Pasti Akan Terus Selingkuh?)

Ini juga dapat mempengaruhi sensitivitas penderita terhadap kebisingan dan mempengaruhi selera mereka.

Kondisi tersebut mempengaruhi sekitar 40.000 orang Amerika setiap tahunnya.

Hal ini disebabkan oleh trauma atau kerusakan saraf kranial ketujuh, saraf yang mengendalikan otot di wajah kita. Namun, penyebab pastinya tidak diketahui.

Paling umum terjadi pada anak di bawah usia 15 tahun dan orang dewasa berusia di atas 60 tahun. Kelompok berisiko tinggi lainnya adalah wanita hamil, penderita diabetes, dan penderita flu.

Namun, biasanya juga dikaitkan dengan infeksi virus seperti meningitis atau virus herpes simpleks 1, yang menyebabkan luka dingin.

(Baca juga: Perceraian Jolie-Pitt: 13 Hal yang Paling Sering jadi Penyebab Perceraian)

Dokter meyakini virus tersebut menyebabkan saraf wajah menjadi meradang, membatasi aliran oksigen ke wajah, dan memberi tekanan pada otot.

Angelina Jolie mengatakan bahwa ia menduga hipertensi yang baru didiagnosis sebagai salah satu pemicu Bell’s palsy yang dialaminya.

Kondisi tersebut ditandai dengan tekanan darah tinggi yang tidak normal di atas 140/90, yang merupakan faktor risiko utama stroke dan masalah jantung.

Ini memberi tekanan kuat pada pembuluh darah dan saraf. Meskipun bukan penyebab Bell’s palsy yang paling umum, tapi dokter mengatakan ini juga bisa berkaitan.

Aktris ini juga mengatakan bahwa menopause bisa meningkatkan risiko Bell’s palsy.

Ia mengalami menopause pada usia 42, jauh lebih muda dari wanita menopause rata-rata, antara 48 – 55 tahun.

Menopause biasanya bukan penyebab Bell’s palsy. Namun, para ahli mengingatkan bahwa stres dan fluktuasi hormon dapat membuat tekanan yang tidak semestinya pada sistem sarat, yang dapat mempengaruhi saraf wajah.

Sters, meski bukan faktor penyebab Bell’s palsy, namun ini meningkatkan risiko seseorang mengembangkan kondisinya.

Jolie telah berterus terang tentang kepedihan perceraiannya, dan ketegangan terjadi pada hidupnya. Ia memiliki enam anak. Perbedaan pada pasangan tersebut tidak dapat diperbaiki lagi.

“Atas permintaan anak-anak, kini saya mengikuti kelas memasak. Saat tidur di malam hari, saya berpikir, apakah saya melakukan pekerjaan yang baik sebagai ibu hari ini?”

Jolie menjadi berita utama di bulan Mei 2013 setelah mengungkapkan bahwa ia menjalani mastektomi ganda.

Tes gen yang dilakukannya menunjukkan bahwa ia membawa gen BRCA1, yang meningkatkan risiko kanker payudara sebesar 65 persen. Lalu, ia memutuskan untuk mengeluarkan payudaranya dan melakukan rekonstruksi bedah demi mengurangi risikonya.

Dua tahun kemudian, Maret 2015, Jolie mengungapkan bahwa ia menjalani salepo-ooforektomi bilateral (pengangkatan ovarium) untuk mengurangi risiko kanker ovarium.

Bagaimana penanganan Bell’s palsy?

Siapapun yang merasakan mengalami kelumpuhan pada wajah harus segera pergi ke rumah sakit, karena bisa menjadi gejala ada sesuatu yang lebih serius seperti strok atau tumor.

Sekitar 70 persen penderita Bell’s palsy dapat pulih total, dengan atau tanpa perawatan. Pengobatan biasanya terdiri dari pijat wajah, atau seperti yang dilakukan Jolie, dengan akupunktur.

Dalam beberapa kasus, dokter meresepkan steroid untuk mengurangi pembengkakan. Namun, ini sedikit kemungkinannya.

Kebanyakan gejala yang dialami sekitar dua sampai tiga minggu. Namun, pemulihan lengkap bisa memakan waktu antara tiga dan enam bulan.

Artikel Terkait