Intisari-Online.com –
Pertanyaan:
Saya mempunyai seorang anak perempuan yang amat saya kasihi. Maklum dia anak saya satu-satunya (6 tahun). Suatu hari saya memandikan anak saya, dan secara tak sengaja mengenai alat kelaminnya. Dia mengeluh kesakitan, tapi besoknya dia mengatakan tidak sakit lagi.
Sebagai orangtua saya khawatir, sewaktu menyabuni tubuhnya tangan saya mengenai selaput daranya. Tapi pada waktu itu tidak ada tanda-tanda, misalnya darah.
Setiap hari saya merasa bersalah dan takut. Kalau memang terjadi, hancur sudah harapan masa depan anak saya.
Pernah pada suatu hari saya lihat kelamin putri saya, dan saya bandingkan dengan kelamin temannya. Ternyata berbeda.
Milik temannya, lubangnya lebih kecil sedikit dibandingkan dengan milik putri saya. Pada milik temannya seperti ada putih-putihnya, sedangkan pada anak saya tidak ada.
Yang ingin saya tanyakan, apakah betul selaput dara anak saya robek? Apa betul bila kelamin kena jari tangan dan merasa sakit, berarti mengenai selaput daranya?
Kalau memang ketakutan saya terjadi, bagaimana masa depan anak saya? Apakah anak saya masih perawan?
(Baca juga: Enam Fakta Menarik tentang Selaput Dara Wanita)
Jawaban:
Saya pikir Anda terjebak dalam ketakutan yang berlebihan, akibat mitos tentang selaput dara yang beredar luas di masyarakat. Ditambah lagi dengan kekurangmengertian Anda mengenai hal yang satu ini.
Akibat mitos dan kekurangmengertian, maka nyata sekali ketakuan Anda, sampai menghubungkannya dengan masa depan anak Anda yang kini masih berumur 6 tahun.
Seolah-olah masa depan wanita hanya ditentukan oleh selaput daranya.
Saya tidak yakin jari Anda sampai merobek selaput daranya dan masuk ke vaginanya pada saat memandikan dia. Sebab kalau itu terjadi berarti Anda sengaja memasukkan jari Anda.
(Baca juga: Mitos-mitos Seks yang Tak Boleh Lagi Dipercaya: Selaput Dara Merupakan Ukuran Keperawanan)
Padahal, kalau hanya memandikan, tidak mungkin jari sampai masuk ke vagina.
Kalau anak Anda mengeluh sakit pada waktu itu, sangat mungkin disebabkan gesekan jari pada bagian luar kelamin yang memang peka, ditambah dengan rangsangan oleh sabun yang menimbulkan rasa perih.
Jadi, bukan karena Anda telah merobek selaput dara.
Usaha Anda untuk memeriksa selaput daranya dengan membandingkan dengan milik temannya, mungkin merupakan usaha yang terpuji sebagai seorang ibu yang bertanggung jawab.
Tetapi barangkali tidak akan memberikan jawaban atas ketakutan Anda. Masalahnya, pengetahuan Anda mengenai kelamin, khususnya selaput dara terbatas sekali.
Ditambah lagi dengan keyakinan bahwa Anda telah merusak selaput daranya. Maka muncullah kesimpulan yang semakin membuat Anda lebih ketakutan lubang milik anak Anda lebih besar dari temannya. Waaahhhh…..
Saya yakin sekali walaupun tidak memeriksanya, bahwa selaput dara anak Anda tidak mengalami gangguan apa-apa.
Yakinlah bahwa dia akan berteriak setengah mati bila jari Anda sampai menimbulkan robekan pada selaput daranya.
Kalau pada wanita dewasa, kira-kira sama dengan peristiwa perkosaan. Maka hiduplah dengan tenang, Anda tidak perlu lagi merasa bersalah dan takut.
--
Jawaban diberikan oleh Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And., FAACS., Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, dalam Bukunya Kumpulan Dialog Wanita dan Seks – Intisari.