Melewati Pura Kencana yang berada persis di dekat Gunung Batok, kuda akan mengantarkan kita sampai di tangga menuju puncak Bromo.
Untuk mencapai puncak, kita harus meniti anak tangga.
Mereka yang jarang berolahraga dijamin ngos-ngosan ketika mendaki anak tangga itu.
Tapi begitu sampai di puncaknya, persis di bibir kawah, semua energi yang kita keluarkan akan terbayar.
Titik pandang di puncak Bromo ini sesekali diserang asap belerang yang keluar dari kawah di bawahnya.
Yang tak tahan bau belerang bisa terbatuk-batuk.
Itu sebabnya, akan lebih baik jika kita naik ke tempat ini menggunakan masker penutup saluran napas.
Terutama buat mereka yang punya masalah pernapasan.
Puncak ini sering tertutup kabut. Bulan Juli - Agustus merupakan bulan baik karena cuaca di kawasan ini biasanya cerah.
Pada bulan-bulan itu, Bromo biasanya ramai oleh turis asing.
Sebelum Matahari terbit, biasanya di puncak ini sudah ramai oleh mereka yang menunggu munculnya Matahari, dan akan terus ramai sampai sekitar pukul 10.00 WIB.
Keindahan kawasan Bromo bisa kita rasakan hanya dengan berdiam diri di puncaknya sambil mengamati sekeliling dan merasakan tiupan angin kencang yang terdengar berdesir bunyinya.
Jika masih punya waktu, kunjungi mata air suci di belakang Gunung Batok. (Emshol)
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Mei 2007)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR