Intisari-Online.com – Kastil Cortachy peninggalan Keluarga Ternama Ogilvy berlokasi di bagian utara Kirriemuir di Angus, Skotlandia.
Para leluhur Ogilvy mendapatkan gelar pertama Earl of Angus setelah Skotlandia menjadi negara kesatuan dan mereka berperan aktif membantu William the Lion.
Dikisahkan, anggota Keluarga Ogilvy membantu Raja William yang diserang dan dizalimi ketika sedang berburu.
Sebagai hadiah atas bantuan dan dukungan mereka terhadap kerajaan, William the Lion menghadiahkan gelar dan tanah kepada Keluarga Ogilvy.
Selama tiga atau empat abad kemudian, Keluarga Ogilvy semakin berkembang dan semakin berkuasa dengan setiap ikatan pernikahan yang menambah harta dan wilayah mereka.
Keluarga Ogilvy menjadi sangat berkuasa dan berpengaruh. Akibatnya, semakin banyak pula musuh yang tidak suka dengan pengaruh dan kekuasaan mereka.
Keluarga Ogilvy berhadapan dengan musuh kuatyang merampas harta milik mereka selain Kastil Cortachy. Seluruhnya dihancurkan musuh.
Musuh di dunia belum cukup bagi Earl of Ogilvy. Di zaman itu dikatakan ada seorang penabuh genderang dan genderangnya telah dibuang dari puncak menara yang tinggi.
Beberapa laporan mengatakan, si penabuh genderang yang masih muda itu dipaksa dimasukkan ke dalam genderangnya lalu dilempar keluar menara.
Dia bertahan cukup lama untuk mengutuk keluarga Ogilvy.
Apakah hukuman yang diterimanya merupakan akibat dari hubungan cintanya dengan isteri Earl, yakni Countess of Airlie atau si penabuh itu bersekutu dengan musuh, lalu membiarkan mereka masuk ke dalam kastil tanpa memberi peringatan, tidak diketahui pasti.
Satu hal yang pasti adalah dia menabuh genderangnya untuk memperingatkan keluarga Ogilvy akan kematian Ogilvy sebentar lagi.
Selama bertahun-tahun, Keluarga Ogilvy dihantui bunyi genderang yang didengar banyak saksi. Pada Natal tahun 1844, Nona Dalrymple menjadi tamu di kastil itu.
Di malam Nona Dalrymple tiba, dia mendengar tabuhan genderang ketika sedang berganti pakaian untuk makan malam.
Ketika makan malam, dia bertanya kepada tuan rumah siapa yang menabuh genderang itu.
(Baca juga:Hanya Tinggal Tiga Ekor di Dunia, Badak Putih Menunggu Lonceng Kepunahan)
Lord dan Lady Airlie mendadak pucat pasi mendengar pertanyaan itu dan memberitahu nona Dalrymple bahwa saat terakhir penabuh genderang itu terdengar, Lady Airlie yang pertama meninggal tak lama kemudian.
Keesokan harinya, Nona Dalrymple kembali mendengar genderang tersebut. Karena merasa ketakutan, nona Dalrymple segera meninggalkan kastil itu.
Dalam waktu enam bulan, Lady Airlie meninggal akibat bunuh diri sebab sebuah catatan yang ditinggalkannya menyebutkan bahwa dia tahu si penabuh telah menabuh genderang bagi dirinya.
Pada tanggal 19 Agustus 1849, tabuhan genderang berbunyi lagi bagi seorang Inggris yang sedang berkunjung. Pria Inggris itu merupakan tamu Tuan Ogilvy, pewaris dari Earldom of Airlie.
Pria Inggris itu mengajukan beberapa pertanyaan seputar bunyi genderang yang hanya dijawab bahwa mereka tidak mendengar apapun.
Sebelum pria Inggris itu bisa bertanya kepada Tuan Ogilvy tentang penabuh genderang itu, dia diberitahu bahwa Earl of Airlie ke-9 mendadak sakit keras sehingga memerlukan kehadiran Tuan Ogilvy.
Earl ke-9 itu meninggal keesokan harinya.
Di tahun 1900, Earl penggantinya meninggal selama Perang Boer di tahun 1900. Tidak seorang pun yang berada di dekat Earl mengakui mendengar tabuhan genderang itu.
Sejak kematian Earl, tidak seorang pun dilaporkan mendengar bunyi tabuhan genderang misterius itu.
Apakah si penabuh genderang merasa sudah cukup melayangkan kutukannya?
(Seperti pernah dimuat di Buku Ratapan Arwah; Kisah Nyata Kutukan & Tulah – Intisari)