KENIKMATAN MUDIK BERSEPEDA
Saat ditanya soal kenikmatan apa yang ingin diperoleh dengan mudik menggunakan sepeda, ketiganya sepakat ingin suasana baru. Tahun ini merupakan pertama kalinya mereka menelusuri jalur pantura dengan sepeda.
"Mau mencari suasana baru, lebih seru, jadi tahu jalan, nambah kenalan, walaupun capek. Cepat pegel tapi dinikmatin aja pelan-pelan," ujarnya.
Untuk menghilangkan pegal, mereka banyak beristirahat, melakukan peregangan bahkan saling memijat satu sama lain.
(BACA JUGA: Angka-angka Misterius di Candi Borobudur Ini Tunjukkan Betapa Penuh Perhitungannya Pembangunan Candi Ini)
"Awalnya iseng guyon (bercanda), tapi malah jadi tantangan dan pengen kita penuhi. Jadi lebih terasa perjuangannya ketemu orang tua," terang Fadlulrohman menjelaskan awal mula kenekatannya.
Meski mereka menikmatinya, bukan berarti perjalanannya tanpa hambatan. Dini hari mereka harus melewati tanjakan Batang yang curam, lalu menuju Alas Roban dengan mendorong sepedanya.
Selain itu ban bocor dan robek pun kerap menjadi momok bagi mereka. Ditambah bengkel sepeda yang tutup menjelang Lebaran.
"Sempat putus asa pas ban robek terus meledak di Pekalongan, sempet nyetopin mobil bak buat tumpangan. Tapi akhirnya ketemu juga bengkel di pelosok-pelosok gang," cerita Faiq.
(BACA JUGA: Tahi Lalat Pembawa Berkat)
(Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul Mudik dengan Onthel, Perjuangan Tiga Santri Bertemu Orangtua)
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR