Intisari-Online.com – Kisah romantis dan penuh ancaman seringkali melekat dengan berbagai batu permata raksasa di dunia, namun tidak ada satu pun yang lebih romantis dan memiliki aura misterius dibandingkan Batu Permata Hope.
Konon, siapa pun yang pernah memiliki batu permata itu akan terkena kutuk disertai malapetaka yang luarbiasa.
Berlian Hope untuk pertama kalinya muncul dalam sejarah ketika pada abad ke-17 seorang penjual berkebangsaan Perancis bernama John Baptiste Tavernier membeli sebuah berlian besar, berwarna biru berukuran 112.50 karat dari India.
Tavernier tidak mau menceritakan dari mana dia memperoleh batu permata tersebut, namun rumor mengatakan batu itu dicuri dari mata salah satu dewa di dalam kuil Rama-Sita di dekat Mandalay.
Di samping itu tersebar berita, dewa itu akan membalas dendamnya kepada siapa pun yang memiliki batu permata yang dicuri tersebut.
(Baca juga: Kapal Perang Kebanggaan Nazi Jerman Ini Dianggap Terkutuk, Rententan Nesib Buruk Ini Jadi Buktinya)
Travernier menjual berlian itu kepada satu-satunya pria di Perancis yang benar-benar mampu memilikinya, yaitu Raja Louis XIV.
Si pedagang berlian itu sendiri akhirnya tampak menderita beberapa kerugian finansial dan akhirnya mati mendadak di tengah perjalanan menuju ke Rusia.
Raja kemudian mengubah bentuk berlian itu menjadi bentuk hati dan pada saat itu disebut sebagai batu Biru Perancis.
Batu mulia yang membawa kutukan itu justru memberi berkah baginya. Perancis menjadi jaya dan kekuasaan monarkinya berlangsung lama.
Warisan kerajaan itu akhirnya jatuh ketangan Raja Louis XVI, yang menghadiahkannya kepada isterinya, Ratu Marie Antoinette.
(Baca juga: Misteri Cincin Terkutuk Bintang Film Bisu Rudolph Valentino yang Lekat dengan Kesialan)
Tak berapa lama, tulah berlian itu mulai beraksi. Kedua raja dan ratu itu kehilangan tahta mereka dan juga kepala mereka ketika pecah Revolusi Perancis.
Seorang teman dekat ratu, Putri de Lamballe, yang seringkali meminjam batu permata itu, dikisahkan mati hingga tercabik-cabik di tengah amukan massa.
Petaka berantai
Batu permata itu tampaknya dicuri selama Revolusi dan diubah kembali bentuknya. Sebagian darinya muncul kembali secara agak misterius di London dalam ukuran yang lebih kecil, yakni hanya sebesar 44.50 karat.
Batu itu dibeli seorang bankir bernama Henry Thomas Hope, yang memberinya nama seperti yang disandangnya hingga kini.
Hope sendiri tampaknya tidak pernah terkena tulah atau malapetaka. Setelah kematian Hope, batu permata itu beralih tangan ke beberapa anggota keluarga lainnya, namun hanya salah seorang yang pernah mengeluhkan berlian tersebut.
Dia bernama May Yohe, seorang penyanyi yang menikah dengan Lord Francis Hope. Pasangan itu kemudian bercerai dan mantan penyanyi itu ditemukan meninggal dalam kemiskinan pada tahun 1938.
Dia selalu mempersalahkan batu permata itu sebagai penyebab malapetaka yang menimpa dirinya.
Namun, pada saat itu batu permata tersebut sudah lama tidak menjadi milik keluarga Hope.
Berlian itu dijual pada tahun 1901 kepada seorang pemilik toko permata yang kemudian bangkrut dan selanjutnya kepada pemilik toko perhiasan lainnya yang kemudian menembak dirinya.
Pemilik berikutnya adalah seorang pria terhormat berkebangsaan Rusia yang menembak kekasihnya ketika sedang menari di atas panggung.
Kelak ia dilaporkan ditusuk hingga mati oleh sekelompok pemberontak Rusia.
Pemilik selanjutnya adalah seorang pedagang permata berkebangsaan Yunani yang kemudian terjatuh dari tepi jurang. Berlian itu kemudian dijual kepada Sultan Abdul Hamid dari Turki.
Kerajaan Turki sedang berada di jurang kehancuran dan Sultan sendiri akhirnya menjadi gila. Itulah maka dia mendapat julukan "Abdul yang Terkutuk".
Pada akhirnya Sultan diusir dan batu itu berganti tangan ke beberapa pedagang berlian hingga dimiliki oleh pemilik toko perhiasan Perancis terkenal, Pierre Cartier, yang pada gilirannya menjualnya kepada Edward B. McLean, pewaris kerajaan surat kabar Amerika dan isterinya yang kaya raya, Evalyn.
Haus nyawa
Ketika berada di tangan keluarga McLean inilah tampaknya kutukan yang mengiringi Batu Permata Hope benar-benar terjadi.
Tidak lama setelah membeli berlian itu, ibu McLean meninggal, demikian pula dua pelayan rumah tangga McLean.
Edward McLean sendiri tampaknya mencemaskan batu permata itu, namun Evalyn McLean sangat menyukainya dan mengabaikan seluruh peringatan tentang adanya kutukan itu.
Dia sering memakai batu permata itu, yang kini dijadikan sebuah kalung.
Kematian paling tragis dan luar biasa yang terjadi di tengah keluarga McLean adalah kematian Vinson yang berusia sepuluh tahun.
Anak laki-laki itu disebut-sebut sebagai bayi ratusan juta dolar karena besarnya uang yang akan diwarisinya.
Vinson biasanya dijaga dengan sangat ketat, namun pada suatu hari dia berhasil lolos dari pengawasan pelayannya dan lari ke luar rumah keluarga di Washington, D.C. dan seketika mati tertabrak sebuah mobil.
Karena anak itu biasanya sangat terlindungi, tampaknya peristiwa itu merupakan kisah malapetaka atau kesialan yang sangat buruk.
Pernikahan McLean tidak pernah bahagia dan kemudian berakhir dengan perceraian. McLean sendiri sudah lama menjadi pemabuk berat dan perceraian itu benar-benar menghancurkan emosi dan mentalnya yang labil.
Dia dimasukkan ke rumah sakit jiwa dan akhirnya meninggal di sana.
Toh, Evalyn McLean masih menolak untuk berpisah dengan berlian itu.
Ketika putra Charles Lindbergh diculik, Evalyn berupaya memanfaatkan Berlian Hope untuk membantu mengumpulkan uang tebusan. Namun, upaya itu pun gagal.
Pada tahun 1946, satu-satunya putri McLean meninggal akibat kelebihan dosis obat tidur. Surat kabar memperingatkan bahwa pada waktu dia menikah lima tahun sebelumnya, dia telah memakai Berlian Hope.
Evalyn McLean meninggal setahun kemudian, namun dia sudah berusia lanjut dan tidak ada yang aneh seputar kematiannya.
Hingga saat terakhir dia menolak dan tidak percaya akan adanya kutukan tersebut.
Dikirim via pos
Perhiasan McLean, termasuk Berlian Hope, akhirnya dibeli seorang pemilik toko permata terkenal dari New York, Harry Winston senilai kurang lebih satu juta dolar.
Winston mempertontonkan berlian ternama itu di New York dan di kota-kota lain selama beberapa tahun dan kemudian memutuskannya untuk menyumbangkannya kepada negara.
Winston mengambil langkah yang tidak biasa dengan mengirim batu permata itu ke Smithsonian Institution melalui paket pos biasa.
Dia membayar sekitar $150 untuk asuransi paket tersebut, selain itu dia tidak mengambil langkah lain apapun.
Winston mengatakan dia tidak pernah berniat mengirimkan salah satu batu permata dunia yang paling berharga itu melalui kiriman pos.
Paket itu tiba dengan selamat dan batu permata biru itu kini merupakan salah satu benda pameran paling terkenal di Smithsonian. Batu itu dipamerkan bersama dengan kotak tempat pengirimannya.
Beberapa orang mengusulkan, mungkin dengan sedikit bercanda, bahwa batu permata itu mestinya telah mengutuki jasa pos yang telah mengirimkannya karena tidak pernah terlepas dari kotak pembungkusnya.
Sementara banyak di antara mereka yang pernah memiliki berlian itu agaknya terkena musibah atau nasib buruk, tidak demikian halnya dengan Louis XIV, Evalyn McLean, Harry Winston, dan Henry Hope sendiri.
Beberapa kisah tentang batu permata itu, terutama pada awal mulanya, mungkin saja tidak benar.
Batu permata itu telah berpindah tangan beberapa kali dan seringkali para pembeli dan penjual ingin menjaga kerahasiaan jati diri mereka, sehingga kita tidak mungkin mengetahui secara pasti siapa sesungguhnya pemilik batu tersebut.
Tentu saja, setelah Berlian Hope dinyatakan bertulah, maka segala hal buruk yang menimpa seseorang atau kerabat yang jauh sekalipun, ditimpakan pada sang berlian.
Kisah kutukan dari Berlian Hope pada dasarnya sangat menyenangkan, karenanya kisah itu terus bergulir tanpa henti.
(Seperti dimuat dalam Ratapan Arwah; Kisah Nyata Kutukan & Tulah – Intisari)