Intisari-Online.com – Jika kita ingin melihat “sejarah terjepit pembangunan” dalam arti yang sebenarnya, maka datanglah ke makam Pangeran Kuningan (1449 – 1579), yang juga dikenal dengan Awangga.
Lokasinya di dalam kompleks Gedung Telkomsel, Jln. Gatot Subroto. Tersembunyi di antara hedung di dasar anak tangga.
Pangeran Kuningan ini berhasil mengalahkan Kerajaan Padjajaran yang sempat menduduki Sunda Kelapa. Bahkan bersama armadanya, ia pun berhasil mengalahkan armada perang Portugis yang mencoba memasukki wilayah Sunda Kelapa.
Ketika berperang melawan tentara Portugis, Pangeran dibantu oleh pasukan gabungan dari Demak Cirebon, yang saat itu dipimpin oleh panglima perang Falatehan (Fadlilah Khan).
Daerah operasional Pangeran Kuningan berada ke arah Selatan. Di lokasi yang dahulu masih hutan belukar, sang Pangeran bersama pegikutnya mendirikan pemukiman. Itulah kenapa wilayah Jalan HR. Rasuna Said dikenal sebagai Kuningan.
(Baca juga:Inilah Alasan Sebenarnya Bung Karno Bangun Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Secara Berdampingan)
Tak hanya berjasa mengusir Padjajaran dan Portusgis, Pangeran Kuningan pun turut menyebarkan agama Islam di Jakarta waktu itu.
Di pekarangan rumahnya (yang sekarang menjadi kompleks Museum Satria Mandala), Awangga membangun sebuah masjid. Selain sebagai tempat syiar agama Islam, masjid Al-Mubarok ini dijadikan sebagai ruang diskusi bagi para pengikut Pangeran Kuningan. Baik itu diskusi mengenai agama, maupun diskusi politik.
Masjid yang dibangun tahun 1527 ini dilindungi oleh pemerintah daerah sebagai Monumen Ordonansi no 238 tahun 1931. Pada tahun 1972, masjid ini ditetapkan sebagai masjid tua melalui lembaran daerah no 60 tahun 1972.
Ia wafat pada umur 130 tahun tahun 1579. Tahun yang sama saat Pakuan Pajajaran runtuh diserang#Banten. Mesjid ini bukan bangunan lama. Tahun 1922 saja sudah rusak dan diperbaharui kembali.
Nah, berikut ini adalah video dari Muhammad Faqih Adhiwisaksana saat ia mengunjungi masjid bersejarah di Jakarta pada malam hari!