Intisari-Online.com-Agar perjalanan mudik seru dan nyaman, perlu atur strategi dan skenario dengan saksama. Karena harus menempuh perjalanan ratusan kilometer, kendaraan yang fit mutlak diperlukan.
Apalagi menghadapi kemacetan yang bisa berjam-jam lamanya. Itu sebabnya perawatan mobil (service) sangat dianjurkan.
(Baca juga:Mudik Lebaran, Waspadalah Terhadap ‘Green Driver’, Pengemudi Mobil yang Masih Berjiwa Pemotor)
Tujuannya untuk memastikan segala komponen mobil berfungsi dengan baik. Seperti mesin, rem, aki, oli, hingga lampu-lampu mobil.
Dengan demikian, mobil akan selalu prima saat berhadapan dengan berbagai situasi saat perjalanan.
Sudah lumrah mudik berkawan dengan kemacetan sehingga perjalanan memakan waktu lebih lama dari yang direncanakan.
Menurut Leon James, Ph.D, seorang profesor psikologi di University of Hawaii, terimalah kenyataan itu sebelum memulai perjalanan.
Hal ini tak lain untuk menjaga kondisi psikis agar tetap baik. Bisa juga untuk menekan nafsu untuk berkendara secara cepat dan ceroboh.
Jaga fokus
Setelah kendaraan fit, tentu fisik pengemudi dan penumpang juga harus prima. Terlebih bagi pengemudi.
Keselamatan seluruh penumpang kendaraan amat bergantung pada kondisi fisik dan psikis pengemudi.
Oleh sebab itu, sebelum berkendara jauh, pastikanlah tubuh mendapat waktu istirahat yang cukup.
Soalnya, rasa kantuk dan lelah akan membuat pengemudi lamban bereaksi. Hal inilah yang kerap menimbulkan kecelakaan.
Dalam perjalanan panjang cobalah untuk mengambil istirahat 10 menit setiap dua jam.
“Ada ketentuan, jika berkendara selama empat jam nonstop harus istirahat setengah sampai satu jam,” ungkap Sugihardjo, Plt Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, yang dilansir dalam tribunnews.com.
Lalu, siapkanlah pengemudi cadangan bila waktu perjalanan lebih dari delapan jam.
(Baca juga:Setelah Lebaran Usai Saatnya Hidup Sehat)
Rasa kantuk tadi akan sangat berbahaya jika berkendara di jalan tol yang lengang.
Menurut penelitian Human Perception and Performance, korteks visual di otak akan letih bila menatap jalan tol lurus lebih dari lima menit.
Alhasil, tanpa sadar kita akan menekan gas dan mengira jarak mobil di depan lebih jauh.
Mengatasi hal itu, cobalah untuk mengalihkan pandangan secara cepat pada kaca spion atau indikator mobil.
Faktor lain yang perlu diperhatikan pengemudi adalah posisi duduk. Untuk menghindari nyeri punggung diciptakanlah ganjalan.
Jika belum ada, kita bisa membelinya. Cara lain, gunakan handuk dengan menyelipkannya di antara pinggang dan panggul.
Hal kecil lainnya yang krusial tapi kadang terabaikan adalah dompet yang ada di kantung saku belakang.
Dompet ini akan mengganjal bokong sehingga posisi bokong tidak seimbang.
Meski terlihat sepele, dalam jangka lama bisa membengkokkan tulang punggung dan membebani punggung bagian bawah.
Imbasnya, saraf skiatik akan tertekan dan menyulut rasa nyeri pada punggung. (Saraf skiatik merupakan saraf terpanjang pada tubuh yang menjalar dari tulang punggung bagian bawah, lalu ke daerah bokong, hingga turun ke belakang lutut.)
Teliti biar si kecil anteng
Mobil sudah. Pengemudi oke. Tinggal penumpang. Jika penumpang dewasa relatif tidak bermasalah. Lain halnya jika membawa anak balita.
Apalagi perjalanan itu adalah perjalanan pertama bagi si anak. Tak menutup kemungkinan kalau buah hati akan rewel, bahkan sakit.
Oleh karena itu, kita harus lihai ‘memanipulasi’ suasana agar si kecil tidak bosan.
Untuk berjaga-jaga jika si kecil sakit, obat-obatan tak boleh lupa dibawa. Misalnya, obat penurun panas, pilek, batuk, antimabuk, minyak kayu putih, hinga antiseptik luka (Betadine).
(Baca juga:Legenda di Balik Perayaan Imlek, Mengapa ada Tradisi Pemberian Angpao?)
Akan lebih baik lagi membawa termometer, obat luka bakar, obat mengurangi lebam atau bengkak, pencegah dehidrasi, dan nasal spray saat perjalanan.
Memang banyak. Tapi biar tenang kalau sampai terjadi sesuatu selama perjalanan.
Lau, kita juga bisa menceritakan rencana mudik jauh-jauh hari pada si kecil. Tujuannya jelas, agar sang anak siap secara mental.
Yang tak kalah penting, berkonsultasi dengan dokter soal kesehatan si kecil.
Umpamanya, baju berbahan tipis yang bisa menyerap keringat bila cuaca relatif panas. Begitu pula sebaliknya.
Untuk logistiknya, letakkanlah di tempat yang mudah terjangkau.
(Baca juga:Warga Albino Tanzania yang Dianggap Pembawa Sial Disatukan dalam Satu Pulau Agar Tidak Diburu dan Dibunuh)
Untuk menghilangkan rasa jenuh si kecil, kita bisa mengajaknya bermain. Sederhana saja.
Seperti membaca buku cerita, menyanyi bersama, atau bermain tebak-tebakan. Jangan lupa membawa mainan kesukaannya.
Nah, kalau sudah paham cara mengatur persiapan mobil dan anak, sekarang tinggal keceriaan saja yang akan menemani perjalanan mudik kita.