Intisari-Online.com -Untuk menjadi pasukan tempur yang professional, semua prajurit TNI selalu digembleng melalui latihan tempur yang keras di dalam hutan belantara.
Oleh karena itu ketergantungan pasukan TNI terhadap hutan yang biasa digunakan untuk menggembleng ketrampilan tempur, stamina, latihan bertahan hidup (jungle survival) sangat tinggi.
(Baca juga:Anggota Pramuka Makan di Atas Tanah, Padahal Pasukan TNI Pun Tidak Makan di Atas Tanah)
Tapi kemampuan dan keterampilan bertempur pasukan TNI hanya akan terbentuk jika hutan tersebut masih alami, lengkap dengan beragam flora fauna, dan bukan hutan yang sudah rusak, serta makin langka kehidupan keragaman hayatinya.
Dan oleh sebab itu, pasukan TNI juga diajarkan untuk bisa berburu binatang tertentu dan dimakan.
Tapi tidak semua binatang boleh diburu terutama yang merupakan spesies langka.
Penegasan tentang hutan yang memiliki fungsi sangat startegis guna menunjang kecakapan para prajurit TNI dalam melakukan berbagai latihan perang itu disampaikan langsung oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Menurut berita yang disampaikan oleh Pusat Penerangan (Puspen) TNI, Panglima TNI menyatakan hal itu ketika melepas liar harimau betina Sumatera, di hutan Tambing, Pesisir Barat, Lampung, Sabtu (10/6).
(Baca juga:Pasukan SAS Inggris yang Terkenal Hebat Saja Akui Kopassus Lebih Hebat, Masa Kita Tidak?)
Sebelum dilepasliarkan, harimau betina yang masih muda itu telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh tim dari Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC).
Selain harimau, binatang langka lainnya yang dilepasliarkan oleh Panglima TNI adalah penyu, elang, dan sejumlah burung langka lainnya.