Intisari-Online.com – Alkisah, seorang tukang cuci memiliki seekor keledai dan seekor anjing. Keledai dan anjing itu membantu tuannya dalam banyak hal.
Pada suatu malam, beberapa pencuri masuk ke rumah tukang cuci itu. Anjing itu mendengarnya dan mulai menggonggong. Tukang cuci itu bangun, begitu pula tetangganya.
(Baca juga: Tidak Pernah Berhasil bila Berpura-pura Menjadi Orang Lain)
“Apa itu? Anjing! Ayo kita lari,” kata para pencuri.
Pencuri itu takut akan bahaya yang mengancam mereka. Pada saat itu telah banyak orang berkumpul di jalan. Para pencuri itu mencoba melarikan diri tapi mereka tertangkap oleh orang banyak.
Si tukang cuci berkata, “Saya senang ada anjing ini di rumah saya. Saya yakin para pencuri itu akan menjarah saya kalau anjing ini tidak menyalak.” Tukang cuci itu sangat bangga dengan anjingnya. Semua orang juga memuji anjing itu.
Sejak saat itu, si keledai mulai berpikir, “Tuanku rupanya berpikir bahwa anjing itu adalah hewan yang lebih bermanfaat daripada saya.”
Keledai itu memutuskan untuk menunjukkan pada tuannya, si tukang cuci, bahwa ia juga bisa berguna seperti anjingnya.
Beberapa hari berlalu. Suatu malam, kebetulan, dua pencuri lagi berniat memasuki rumah tukang cuci itu. Para pencuri menyadari bahwa ada hewan-hewan itu di rumah tukang cuci.
“Kita harus hati-hati, kawan! Kudengar ada anjing penjaga rumah ini,” kata seorang pencuri kepada yang lain.
Saat para pencuri mengintip, mereka melihat anjing itu duduk tepat di luar pintu utama. “Sepertinya anjing itu cukup waspada,” kata seorang pencuri.
“Lebih baik meninggalkan rumah ini. Sebaiknya kita segera pergi,” kata pencuri yang lain. Dan kedua pencuri itu pun melarikan diri.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR