Membeli pesawat walaupun tidak ada duit untuk membelinya. Benar, pada 2002-2010, Lion Air mendatangkan 30 pesawat MD McDonnell Douglas dengan cara menyewanya.
Membeli pesawat bekas lebih banyak masalahnya. Perawatan mahal dan risiko kecelakaannya lebih besar.
Oleh sebab itu, Rusdi Kirana memutuskan untuk tidak membeli pesawat bekas lagi.
Baca Juga : Kenyataan Memilukan Seekor Gajah Sirkus, Dibaliknya ada Latihan yang Membuatnya Harus Tunduk!
“Banyak yang bilang, Lion Air itu kaya banget. Bisa beli banyak pesawat. Sebenarnya, kami cuma pesan. Belum tentu kami beli. Pesawat dikirim satu per satu sampai batas waktu yang ditentukan. Kalau nantinya enggak jadi beli, enggak masalah,” ucap Edward.
2005 – 2025: memesan 430 pesawat Boeing baru.
2013 – 2025: memesan 234 pesawat Airbus baru.
Lepas dari segala persoalan yang menyelimuti Lion Air saat ini, ada beberapa hal yang seharusnya dapat apresiasi.
Sebelum Lion Air ada, transportasi udara dianggap sebagai moda transportasi yang mewah karena harganya yang nisbi mahal.
Namun, Rusdi enggak percaha hal itu. Baginya, pesawat sama saja dengan moda transportasi lain, seperti kereta atau bus antarkota-antarpropinsi.
Dari situlah, dia membuat sistem budget airline, sebuah sistem penerbangan yang menarik biaya semestinya.
Baca Juga : Kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610 Menambah Catatan Buruk yang Disorot Dunia
Alias, cuma menarik biaya sesuai yang diperlukan moda transportasi untuk mengangkut penumpang.
“Apakah hotel akan disebut hotel kalau enggak ada tempat tidur atau kamar mandinya? Enggak kan?” tanya Edward.
“Itu yang kami lakukan di Lion Air. Kami memberikan yang esensi dari sebuah penerbangan. Kalau mau lebih, silakan bayar lebih,” tambahnya.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR