Dilansir dari Kompas.com, untuk kasus kembar fraternal sendiri ada lima faktor yang menjadi penyebabnya.
1. Usia
Pada usia di atas 35 tahun, wanita cenderung mengeluarkan lebih dari satu folikel sel telur saat masa subur (ovulasi). Peningkatan produksi ovum ini didorong oleh makin banyaknya follicle stimulating hormone (FSH) pada usia yang lebih matang dibandingkan usia lebih muda.
2. Jumlah Anak Sebelumnya
Baca Juga : Identik dengan Hidup Mewah dan Punya Istri Cantik, Ternyata Begini Kehidupan Asli para Pesumo
Perempuan yang sebelumnya telah punya anak lebih dari satu memiliki peluang yang lebih besar untuk punya anak kembar di kehamilan berikutnya.
Selain ibu dengan banyak anak, ibu yang pernah hamil kembar juga kemungkinannya lebih besar dalam mendapat anak kembar berikutnya. Pasalnya, sang ibu telah terbukti punya kemampuan memproduksi lebih dari satu ovum.
3. Metode bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF)
Pada saat menjalani program bayi tabung, rahim ibu ditanami lebih dari satu embrio. Ini dilakukan supaya keberhasilan program punya anak lebih besar.
Baca Juga : Pengembang Pastikan Proses Refund Meikarta Tidak Dipersulit, Tapi Ada Syaratnya
Oleh karena itu, bukan tidak mungkin semua embrio berhasil tumbuh sehingga menjadi kehamilan bayi kembar.
4. Etnis
Etnis tertentu cenderung punya peluang hamil kembar tidak identik yang lebih besar, misalnya etnis Afrika di Nigeria.
5. Keturunan
Baca Juga : Tanpa Ultrasound, 10 Tanda Ini Bisa Beritahu Kita Jenis Kelamin Bayi dalam Kandungan
Kembar tidak identik dapat diwariskan dari pihak ibu.
Kembar tidak identik terjadi karena dilepaskannya dua sel telur.
Kemampuan wanita untuk menghasilkan lebih dari satu telur saat ovulasi cenderung diturunkan kepada perempuan.
Source | : | berbagai sumber |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR