Personil Peleton III bahkan berhasil menyatukan diri dengan induk pasukan dan peleton lainnya yang kemudian bergerak maju untuk melancarkan serangan penghancuran terhadap posisi Vietcong.
Dengan persenjataan yang cocok untuk pertempuran jarak dekat seperti senapan mesin BAR dan peluncur granat, pasukan Bravo serta Alpha Company akhirnya berhasil menghancurkan sisa-sisa prajurit Vietcong yang terus melancarkan perlawanan sengit.
Ratusan personil Vietcong terbunuh dan dari salah satu mayat prajurit Viet Cong, personil Peleton III berhasil menyita dog tag atas nama Letnan Bob Taft yang mayatnya terpaksa ditinggalkan akibat gempuran sengit Viet Cong.
Jasad Letnan Bob Taft akhirnya berhasil dievakuasi meskipun tim SAR dan medis yang mengangkut tubuh Letnan Taft terus dihunjani tembakan saat menyeberangi sungai.
Untuk membantu pasukan Alpha dan Bravo Company yang kewalahan menghadapi musuh yang jumlahnya jauh lebih banyak, pasukan baru pun terus di datangkan di lokasi pendaratan LZ-X Ray dan LZ-Albany, yakni satuan Charlie dan Delta Company.
Kehadiran dua kompi pasukan yang masih segar itu dengan cepat merubah peta pertempuran karena pasukan Vietcong dan NVA makin terdesak dan memilih untuk bergerak mundur.
Seluruh kompi pasukan AS lalu dengan cepat membangun formasi perimeter pagar betis yang sulit ditembus, pertahanan melingkar 360 derajat.
Formasi tempur pagar betis antigerilya ini pernah diterapkan oleh pasukan TNI ketika berperang melawan pasukan DI/TII pimpinan Karto Suwiryo yang menerapkan perang secara gerilya.
Kendati perimeter yang dibangun pasukan AS cukup kuat pasukan NVA yang jumlahnya seperti tak pernah habis tetap saja melancarkan serangan hit and run dan berhasil menimbulkan kerugian cukup besar.
Serangan pasukan NVA ditujukan kepada Alpha dan Delta Company serta berlangsung dalam jarak dekat.
Puluhan korban tewas dan luka termasuk komandan Delta Company, Kapten Ray Lefebvre.
Serangan balasan pasukan AS bahkan menemui kendala karena pasukan NVA ternyata meiliki bunker yang sulit dihancurkan oleh senjata antitank, Light Antitank Weapon (LAW).
Pertempuran yang berlangsung hingga malam tiba bahkan menimbulkan korban jiwa yang makin besar bagi pasukan AS.
Taktik pertahanan melingkar yang dibangun oleh pasukan AS ternyata rapuh karena pasukan NVA justru menyerang pada titik-titik lemah perimeter.
Dalam pertempuran berlangsung semalam sebanyak 47 personil Bravo Company gugur, satu di antaranya adalah perwira.
Sementara Alpha Company kehilangan 34 korban tewas dan tiga diantaranya prajurit berpangkat perwira.
Esok harinya pertempuran terus berlanjut. Pasukan AS yang dilengkapi senapan mesin berat M-60 berusaha keras mendesak Viet Cong dan NVA yang tanpa henti terus datang menggempur.
Pesawat tempur seperti F-100 Super Sabre pun dikerahkan dan menjatuhkan bom-bomNapalm kea rah pasukan Vietcong serta NVA.
Pertempuran di Ia Drang yang berlangsung lima hari itu dan kedua belah pihak saling menerapkan taktik perang ala gerilya RI itu akhirnya memang berhasil memukul mundur pasukan Vietcong dan NVA.
Tapi pasukan AS harus membayar mahal karena sebanyak 307 personil tewas dan 524 personil lainnya luka-luka.
Sedangkan pasukan Vietcong dan NVA yang tewas sebanyak 1.519 personil.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR