Waktu itu kapal-kapal berlabuh mati di laut tanpa perwira yang cukup jumlahnya, dan tank yang mestinya berawak empat orang hanya diisi dua orang.
Tugasnya adalah mengurangi angkatan bersenjata tanpa menghancurkannya, merampingkan kesatuan-kesatuan dan merumuskan kembali strategi untuk menghadapi medan yang lebih kacau dan tidak terduga.
Baca Juga : Bertemu Menlu AS, Menlu China: Tolong Berhenti Sebentar Amerika Serikat…
Cepat naik pangkat dan sederhana
Sebuah tulisan di dalam Majalah US News & World Report (18/3/1991) menyingkapkan asal usul Colin Powell, dan pengaruh keluarganya atas kehidupan jenderal itu.
Orang tuanya, pasangan Maud dan Luther Powell, berimigrasi dari Jamaika ketika mereka berumur 20 tahunan sebelum bertemu pada suatu piknik di Bronx.
Maka putra mereka itu tumbuh dalam dua dunia: lingkungan tetangga multibahasa di New York dan kalangan kebudayaan imigran Jamaika serta ikatan-ikatan keluarga yang kuat.
Ketika Colin berusia 3 tahun, keluarga itu pindah ke South Bronx, suatu lingkungan permukiman yang lebih baik.
Baca Juga : Lewat Serangga Penyebar Virus, Amerika Serikat Dikabarkan Ciptakan Senjata Biologis Mematikan
Powell dengan mudah bergerak masuk ke dunia kulit putih dewasa. Dalam tahun '50-an, South Bronx bukan merupakan ghetto permukiman orang kulit hitam.
Teman-teman sekolahnya terdiri atas anak-anak Yahudi, Polandia, dan Italia. Usai sekolah dia bekerja di Sicker, sebuah toko besar yang menjual perlengkapan bayi.
Sudah sejak masa mudanya Colin Powell memperlihatkan bakat kepemimpinan yang kuat. Ketika belajar di City College of New York, Powell selalu mendapat nilai C. Tetapi, semangatnya untuk belajar besar sekali.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR