Guna memastikan apakah hal itu juga terjadi di tempat lain, ia menelepon rekannya di Australia dan terkejut mengetahui pinus Cook di sana tumbuh miring ke arah utara.
Baca Juga : Pontianak, Tak Sekadar Kota Nol Derajat Khatulistiwa
Makin penasaran, akhirnya Matt Ritter dan timnya memperluas penelitian mereka dan mempelajari 256 pinus Cook yang tersebar di lima benua mulai dari garis lintang 7 ° dan 35 ° utara, dan 12 ° dan 42 ° selatan.
Mereka menemukan, pinus-pinus Cook selalau tumbuh miring ke arah khatulistiwa.
Selain itu derajat kemiringannya juga tergantung jaraknya dengan khatulistiwa. Semakin jauh dari khatulistiwa, semakin besar derajat kemiringannya.
Rata-rata, pohon-pohon miring sebesar 8,50 derajat, meskipun satu spesimen di Australia ditemukan miring hampir 40 derajat.
Baca Juga : Terhubung ke Tiga Dunia Misterius yang Berbeda, Inilah Pohon Yggdrasil dalam Mitologi Norse
Belum diketahui pasti mengapa pinus Cook menunjukkan perilaku aneh ini, tetapi para peneliti merasa ini disebabkan oleh fototropisme.
Fototropisme adalah fenomena yang menyebabkan tanaman hias miring ke arah cahaya matahari.
Ada kemungkinan pinus Cook juga melakukan itu untuk menangkap cahaya matahari lebih baik di ketinggian yang lebih tinggi.
Sebagian besar pohon, kecenderungan untuk miring ke arah matahari diimbangi oleh kepekaan terhadap tarikan gravitasi bumi, sebuah fenomena yang disebut gravitropisme.
Gravitropisme membuat pohon tetap berdiri tegak dan lurus.
Para peneliti berspkeluasi, pinus Cook kurang memiliki kemampuan untuk itu.
Baca Juga : Witan Sulaiman: Anak Tukang Sayur dari Palu yang Jadi Pahlawan Kemenangan Timnas U-19 Atas UEA
Source | : | Amusing Planet |
Penulis | : | Masrurroh Ummu Kulsum |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR