Di bawah tempat duduk dimasukkan peti-peti uang, yang ditutupi dengan sebuah papan, dan supaya tidak lepas, penutup papan itu disekrup dengan tempat duduk.
Baca Juga : Rupiah Melemah di Angka Rp15.182, Krisis di Italia Disebut sebagai Salah Satu Penyebabnya
Esok harinya KLB berangkat ke Jakarta, mengangkut beberapa menteri dan pegawai-pegawai R.I. Dengan hati yang berdebar-debar kami di Kementerian Perhubungan menunggu berita dari Jakarta. Baru jam 20.00 kami menerima kawat yang mengabarkan bahwa KLB tiba di Jakarta dengan selamat.
Semua penumpang yang diangkut dengan KLB tersebut di atas tidak ada yang mengetahui, bahwa kereta-api ini mengangkut ORI, kecuali seorang penumpang dengan cara kebetulan, ialah dr J. Leimena (Menteri Kesehatan).
Beliau menceritakan pada saya, bahwa dalam perjalanan ke Jakarta beliau merasa lelah sekali dan secara relaks tangannya menggantung di samping kursi duduk. Tidak disengaja tangannya meraba-raba di bawah kursi dan tangannya menyentuh sesuatu di bawah kursi.
Waktu "barang sesuatu" itu diangkat dan dilihat, maka terbukti bahwa barang itu adalah Uang Republik. Beliau kagetnya bukan main, dan cepat-cepat uang itu dikembalikan ke tempat semula. Beliau pura-pura ketiduran, tetapi hatinya merasa berdebar-debar dan mendoa supaya cepat-cepat sampai di Jakarta.
Baca Juga : Si Balita 'Mencabik-cabik' Uang Jutaan Rupiah, Orangtuanya Bukannya Marah Justru Tertawa Bahagia
Pada akhirnya kereta-api sampai di Jakarta dengan selamat dan setelah penumpang turun, maka kereta-api terus ditarik ke bengkel Manggarai, yang pada waktu itu masih seratus persen dalam kekuasaan R.I.
***
Cerita di bawah ini terjadi setelah Clash I dengan pihak Belanda (21 Juli 1947).
Setelah tentara Belanda dengan alat persenjataan yang modern menyerang Republik kita dari segala jurusan dan praktis berhasil mengepung Yogyakarta dari 3 jurusan, maka Pemerintah R.I. meminta PBB supaya PBB memberikan jasa-jasa baiknya dalam hal penyerbuan tentara Belanda ini, sedangkan Pemerintah R.I. sudah bersedia untuk menjalankan perjanjian Linggarjati.
Pada akhirnya Dewan Keamanan PBB memerintahkan kepada Belanda dan Indonesia untuk mengadakan penghentian tembak-menembak ("ceasefire").
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR