Sentuhan cinta, energi kesembuhan
Titi Qadarsih baru tersadar, ketika tubuh anaknya terbujur tak berdaya. Saat itu ia mengingat-ingat pengalaman beberapa teman yang mengalami nasib yang sama.
Ada yang mengaku berlibur ke luar negeri, ternyata anaknya dirawat karena narkoba. "Dia bilang habis ratusan juta tapi enggak sembuh. Berarti 'penyakit' ini mahal ya, dan uang yang kita keluarkan tidak menjamin kesembuhan," aku Titi.
Di lain kesempatan, Titi ingat pernah berbincang dari hati ke hati dengan temannya yang punya anak pecandu narkoba. Karena kecanduan, si anak dimaki, dipukul, bahkan diusir. Akibatnya, anak itu malah tak berubah.
Lintasan-lintasan ingatan itu berkelebat di kepala wanita yang juga pelukis ini. Makanya, selain mengakui sebagai orangtua pecandu, Titi pun melakukan banyak hal untuk mendukung kesembuhan sang anak.
Baca Juga : Sempat Bikin Heboh karena Diduga Narkoba, Paket Misterius di Yogya Ternyata 'Hanya' Berisi Ini
la tak memperlihatkan duka di depan anaknya, sekalipun uangnya habis untuk membiayai perawatan Indra. "Aku sisihkan waktu khusus untuk dia dengan tidak menerima job apa pun," aku Titi, yang bobotnya turun 10 kg saat merawat Indra.
Selain berpuasa Senin-Kamis, Titi juga menjadi vegetarian. "Tempo gerak dan jalan aku perlambat, berbeda dengan kebiasaanku dulu yang serba ingin cepat. Begitu pula kata-kataku, sengaja aku buat lebih lamban. Aku perlakukan Indra seperti bayi lagi," kenangnya.
Ketegaran Titi kembali diuji. la dipanggil dokter yang merawat anaknya. Bagai seorang tertuduh, dokter berbicara tanpa memandang ke arahnya.
Yang paling menyesakkan hati, saat dokter menyatakan umur Indra tinggal delapan bulan. Tapi semua itu dihadapi Titi dengan penuh kesabaran.
Baca Juga : Dapat Kiriman Paket Mencurigakan? Hati-hati, Bisa Jadi Anda Jadi Target Sindikat Narkoba
Titi menganggap, ia baru saja melahirkan Indra kembali, yang harus dirawatnya dengan lembut, sabar, dan penuh kasih sayang.
"Aku bertekad berjuang 24 jam di samping Indra. Aku tidur seranjang dengannya, pegang seluruh tubuh dari ubun-ubun hingga dasar kaki. Bicara dari hati ke hati. Orang yang sakit karena narkoba harus dihadapi dengan penuh cinta, bukan dijauhi."
Hingga suatu saat, usai menyampaikan kemungkinan menjual rumah kepada Indra, tanpa diduga Indra tergugah. "Ma, Indra harus sembuh. Indra ingin pulang saja!" begitu ucapnya. Titi lantas memeluk putranya.
"Kalimat yang aku tunggu-tunggu akhirnya muncul juga. Aku yakin banget Indra sembuh dengan caranya sendiri."
Indra mencabut infusnya dan berdiri. "Ma, kita pulang saja!" katanya.
Titi gembira. la bilang, "Indra, alat musik di rumah sudah harus dibunyikan kembali." Indra mengangguk pelan. Lalu mereka keluar dari ruang penuh kenangan itu.
Baca Juga : Kisah Nyata Bocah 14 Tahun Ungkap Kasus Korupsi Terbesar Dalam Sejarah dengan Jadi Gembong Narkoba Termuda
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR