Saat itu sebanyak delapan agen CIA tewas ketika markas mereka yang berada di perbatasan Afganistan-Pakistan, Khost.
Mereka diserang oleh seorang pengebom bunuh diri yang kemudian diketahui sebagai agen ganda.
Baca Juga : Yuk Berkunjung ke Takht-e Rostam, Sisa-sisa Pusat Ajaran Buddha yang Tersembunyi di Afganistan
Bagaimanapun juga, kehilangan lusinan orang di Afganistan bagi CIA merupakan hal yang sangat serius.
Dan lebih dari itu, untuk mengganti orang-orang yang paham Afganistan termasuk menguasai bahasa lokal sangat sulit.
Untuk melancarkan tugas-tugasnya di Afganistan yang dari hari ke hari makin rumit, para petinggi CIA pun pernah menyiapkan strategi khusus.
Strategi yang dirangkum dalam CIA’s Afghan Task Force itu antara lain, pertama, memperbaiki hubungan baik dengan suku-suku Afganistan yang pernah bekerja sama khususnya para kolaborator semasa perang Soviet-Afganistan.
Kedua, memaksimal kerja sama dengan satuan-satuan Special Forces dan memanfaatkan back up dari AU AS.
Ketiga mempersiapkan pemimpin-pemimpin suku yang kooperatif untuk mengantisipasi tumbangnya pemerintahan Hamid Karzai.
Jadi saat kekuatan di Afganistan vakum, CIA masih mempunyai hubungan yang dapat diandalkan dengan kepala suku binaan itu.
Baca Juga : Dikenal 'Manja' dalam Pertempuran, Kini Tentara Amerika Dilengkapi 'Tangan Ketiga' untuk Operasikan Senapan
Keempat, terus membangun relasi dengan tokoh di daerah yang menjadi medan operasi CIA, terutama kawasan yang menerima baik kehadiran agen CIA dan mereka masih bisa bekerja secara leluasa.
Kelima, terus memantau kerja sama dengan kepala suku yang mudah menerima uang dan sanggup menggerakkan kekuatan untuk pertempuran dalam skala besar.
Keenam, tetap mengandalkan UAV Predator dan bukannya paramiliter atau pasukan bayaran untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa.
Namun hingga saat ini pasukan AS dan personel CIA di Afganistan tetap belum bisa menaklukkan para pejuang Taliban dan korban jiwa pun terus berjatuhan.
Hingga tahun 2017 ini jumlah pasukan AS yang tewas di Afganistan sudah berjumlah 2.297 orang.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR