Bangunan ini sudah tidak utuh lagi, bahkan pernah hampir rata dengan tanah. Namun, proyek rekonstruksi selama bertahun-tahun berhasil membangun kembali fasad atau bagian depan Library of Celcus. Hasilnya sangat mengagumkan.
Kini, Library of Celcus menjadi sisi paling fotogenik Ephesus dan menjadi lokasi favorit wisatawan untuk berfoto.
Tak jauh dari Library of Celcus, ada bekas bangunan Temple of Hadrian yang juga cukup menarik. Restorasi yang dilakukan pakar arkeologi berhasil merekonstruksi kembali pintu-pintu kuil yang berbentuk lengkungan.
Temple of Hadrian adalah salah satu bangunan paling penting di Ephesus. Kuil pagan ini dibangun pada abad ke-2 Masehi untuk menghormati Hadrian, kaisar Romawi pada abad pertama Masehi.
Baca Juga : Tidak Biasa, Cara Baptis Bayi di Gereja Yunani Ortodok Ini Bikin Warganet Tercengang
Pintu masuk utama Tempe of Hadrian dihiasi dengan pahatan kepala Medusa yang dalam mitologi Yunani dipercaya sebagai pelindung dari roh jahat.
Bagian dalamnya dihiasi replika relief mitologi Yunani. Relief yang asli telah dipindahkan ke Museum Ephesos di Wina dan Museum Efes di Selcuk.
Saya kembali melanjutkan perjalanan menyusuri Curetes Street yang dulunya merupakan jalan utama di Ephesus. Curetes Street seolah membelah kota Ephesus menjadi dua bagian. Pangkalnya berada di depan Library of Celcus dan ujungnya berada di Odeion, gedung teater yang ukurannya lebih kecil dari Great Theater.
Pada masa lalu, sisi Curetes Street dipadati toko-toko, galeri seni, penginapan, serta kantor perdagangan. Temuan arkeologis juga membuktikan bahwa di sini pernah ada rumah bordil.
Baca Juga : Inilah Pandora, Wanita Cantik 'Penyebab' Keonaran dalam Mitologi Yunani yang Sebabkan Manusia Punah
Prostitusi agaknya eksis di semua peradaban. Situs-situs penting lainnya di Ephesus kebanyakan terletak di sepanjang sisi Curetes Street.
Sambil menyusuri jalan kuno ini, wisatawan bisa menyaksikan bekas pemandian dan toilet umum, reruntuhan kuil dan gimnasium (semacam pusat olahraga), serta kompleks vila mewah milik kaum elite Ephesus.
Meskipun sekarang keadaannya sudah jauh berbeda, Curetes Street ternyata masih dipadati banyak orang. Kalau dulu Curetes Street menjadi pusat aktivitas penduduk Ephesus, kini tempat itu dibanjiri wisatawan.
Sebuah transformasi fungsi yang patut ditiru. Hanya dengan cara itu kota-kota kuno yang tinggal puing-puing saja bisa dihidupkan kembali.
Baca Juga : Tak Banyak yang Tahu, Sejarah Maraton ternyata Berasal dari Pertempuran Yunani vs Persia
Tur keliling kota kuno itu berakhir di gerbang atas Ephesus. Saya memilih kembali ke Selcuk dengan berjalan kaki saja. Jarak 3 km yang saya tempuh sama sekali tidak melelahkan.
Ladang-ladang kapas, kebun zaitun, serta gembala yang sedang menggiring domba menjadi pemandangan yang mempesona.
Di sana, imajinasi tentang konvoi serdadu Romawi, adegan perang, serta pertarungan gladiator ala film-film kolosal seolah hadir begitu nyata.
Menginjakkan kaki di Ephesus membuat saya merasa menjadi bagian adegan-adegan film tersebut.
Baca Juga : Kisah Api Abadi Olimpide Yunani yang Konon 'Dicuri Dari Dewa'
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR