Advertorial
Intisari-online.com - Kamboja adalah negara berkembang di kawasan Asia Tenggara, tak banyak yang mengetahui tentang negara ini.
Namun, dalam sebuah laporan eksploitasi seksual dan perdagangan perawan adalah sesuatu yang paling endemik di Kamboja.
Melansir dari The Guardian, fakta gelapnya kehidupan anak-anak di Kamboja telah lama terungkap, bisnis ini berkembang karena ditopang oleh kemiskinan yang parah.
Ketidakstaraan gender yang mendarah daging, melibatkan anak-anak gadis yang memiliki nilai jual tinggi dilelang keperawanannya untuk membantu ekonomi keluarga.
Baca Juga : Ketika Batu Berbobot 37 Kg Menjadi 'Saksi' dalam Sebuah Pengadilan: Ternyata Begini Kisah di Baliknya
Ironisnya, yang menjual anak-anak gadis mereka adalah anggota keluarganya sendiri, entah ayahnya atau ibunya.
Kliennya adalah orang-orang Kamboja yang berpengaruh, dan anggota elit Asia lainnya yang menikmati impunitas total dari sistem peradilan yang korup.
Pada kenyataannya, di negara berpendudukan 15 juta orang ini permintaan pasar untuk bisnis keperawanan tumbuh subur menurut laporan The Guardian 2014.
"Banyak pria dari Asia khususnya Kamboja yang berusia lebih dari 50 tahun meyakini bahwa, berhubungan intim dengan perawan akan memberinya kekuatan magis."kata Chhiv Kek Pung, ketua organisasi hak asasi manusia di Kamboja.
Baca Juga : 4 Tips Menghilangkan Noda WC Secara Alami, Praktis untuk Dicoba Lho!
"Tak hanya itu saja, mereka juga berkeyakinan bahwa hal itu bisa menangkal penyakit dan juga membuatnya tetap muda," kata Chhiv Kek Pung.
"Ada persediaan keluarga miskin yang stabil bagi perdagangan untuk dimangsa di sini, dan supremasi hukum sangat lemah." katanya lagi.
Kepercayaan lain mengungkapkan, berhubungan intim dengan perawan akan meningkatkan kekuatan laki-laki yang memegang kekuasaan di antara orang-orang kuat Asia, termasuk Mao dari dinasti Kim di Korea Utara.
"Tidak seperti pedofil turis-seks yang mencari anak-anak di bawah 10 tahun, pria lokal tidak terlalu peduli tentang usia perawan hanya kecantikannya dan fakta bahwa dia masih perawan," kata Pung.
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
Orang tua yang menjual keperawanan anak perempuan mereka hanya memiliki sedikit konsep untuk melindungi hak-hak anak.
"Mereka menganggap anak-anak mereka sebagai milik mereka." Pung menambahkan.
Menurut keterangan Pung, ia memperkirakan setidaknya anak-anak berusia 13 hingga 18 tahun dijual setiap tahunnya.
Sedangkan pembelinya adalah orang-orang kaya dari Kamboja atau dari negara-negara lain seperti China, Singapura dan Thailand.
Meski demikian, pada dasarnya anak-anak gadis di Kamboja juga seperti anak-anak lain pada umumnya.
Mereka menginginkan pendidikan yang layak, namun di sisi lain mereka juga 'harus membantu orang tuanya' untuk mengatasi kesengsaraan hidup.
Hal itulah yang membuat mereka harus berjibaku dengan prostitusi paruh waktu, seperti dikutip dari RT.com.
Mengutip dari RT, kisah mengenai perdagangan keperawanan dikamboja diceritakan oleh gadis bernama Sreymich Kheing.
Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur
Seorang gadis muda yang kini masih duduk di kelas 10, menceritakan keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya ke universitas dan mewujudkan mimpinya menjadi akuntan.
"Ibuku ingin aku berhenti sekolah dan mendapatkan pekerjaan, tapi aku tidak mau." Sreymich mengatakan.
Kadang-kadang, ketika hidup menjadi terlalu sulit, Sreymich bekerja sebagai pelayan untuk memberi tip ibunya, Malay Kav.
Kisah lain juga diungkapkan oleh seorang wanita yang diceritakan bernama Dara, yang tinggal di kota kumuh pinggiran sungai Phnom Penh.
Baca Juga : Begini Cara ISIS Kumpulkan Uang Hingga Jadi Organisasi Teroris Terkaya
Dara dijual keperawanannya pada saat ia berusia 12 tahun, ayahnya meninggalkan hutang judi, akibatnya ibunya menjual keperawannya.
"Setelah ibu saya menjual saya seharga 500 dolar AS, broker membawa saya ke dokter untuk diperiksa keperawanan saya dan tes darah untuk HIV," kata Dara.
"Ada gadis-gadis lain di sana, kami dibuat untuk menanggalkan pakaian kami dan berdiri dalam antrean sampai giliran kami diperiksa."(Pembeli bersikeras pada bukti keperawanan untuk memastikan mereka tidak ditipu.)
Kemudian dia dibawa untuk menemui pembeli di kamar hotel eksklusif.Pria itu, yang mengenakan "setelan gelap dan jam emas", tidak berbicara atau menatapnya sama sekali, kata Dara.
Sedangkan harga untuk mendapatkan keperawanan juga berbeda-beda, para pembeli biasanya membayar sekitar 600-3.000 poundsterling (sekitar Rp11-59 juta).