Advertorial

Mengapa 1 Jam Sama dengan 60 Menit? Mungkin Beginilah Penjelasannya Jika dilihat dari Sejarah

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Pernahkah Anda bertanya mengapa dalam 1 jam harus 60 menit, mengapa tidak 10 atau 100 menit, mungkin ini jawabannya.
Pernahkah Anda bertanya mengapa dalam 1 jam harus 60 menit, mengapa tidak 10 atau 100 menit, mungkin ini jawabannya.

Intisari-Online.com - Pernahkah Anda berpikir mengapa setiap satu jam harus terdiri dari 60 menit dan mengapa demikian.

Mungkin Anda tak pernah menyadari hal itu, namun sebenarnya hal itu ada penjelasannnya berdasarkan sejarah.

Selain itu dengan jam memang kehidupan manusia bisa lebih tertata dengan baik dan tentunya tidak semua bisa diatur asal ada waktu dan jam.

Rasanya tidak ada manusia yang tidak bisa hidup tanpa adanya jam. Bahkan kita semua melakukan berbagai hal berdasarkan waktu.

Baca Juga : Kisah Tragis Pemenang Lotere Rp223 Milliar, Habiskan Uangnya Dengan Cara Gila Hingga Bangkrut dan Jadi Tukang Sampah

Pertanyaan yang mungkin kita dengar setiap hari adalah "jam berapa sekarang?", kemudian kita akan melihat jamdan menjawabnya hingga satuan menit.

Berbicara mengenai satuan menit, apakah Anda mengetahui mengapa dalam satu jamterdiri dari 60 menit? Mengapa tidak 20, 80, 100, atau jumlah lainnya?

Sebelum kita mencari tahu jawabannya, ada baiknya kita mencoba memutar waktu untuk melihat runut perjalanannya.

Hipparchus dan astronom Yunani lainnya menerapkan teknik astronomi yang sebelumnya dikembangkan oleh orang Babilonia yang bermukim di Mesopotamia.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Masyarakat Babilonia membuat perhitungan astromi dalam sistem sexagesimal (berdasarkan angka 60) yang mereka dapatkan dari Bangsa Sumeria yang telah dikembangkan sekitar tahun 2000 sebelum masehi.

Walaupun tidak diketahui pasti mengapa angka 60 yang dipilih, tetapi bisa jadi angka inilah yang dianggap paling tepat dalam perhitungan, karena inilah angka terkecil yang bisa dibagi oleh lima angka puluhan sebelumnya, juga oleh angka 10, 12, 15, 20, dan 30.

Eratosthenes, seorang astronom Yunani yang hidup pada sekitar 276 hingga 194 sebelum masehi menggunakan sistem sexagesimal untuk membagi sebuah lingkaran menjadi 60 bagian.

Ia menggunakan sistem sexagesimal ini untuk menciptakan sistem lintang, yaitu garis-garis horizintal yang melintasi tempat-tempat tersohor di bumi pada masa itu.

Seabad kemudian, Hipparchus membuat garis-garis lintang secara sejajar dan teratur, menurut garis bumi.

Ia juga menciptakan sistem garis bujur dalam 360 derajat dari utara ke selatan, dari kutub yang satu ke kutub lainnya.

Baca Juga : Jangan Dibuang, Silica Gel Punya Segudang Manfaat yang Bisa Diketahui Lewat Warnanya

Dalam karyanya,Almagest(sekitar tahun 150), Claudius Ptolemaeus menjelaskan dan memperluas karya Hipparchus dengan membagi 360 derajat lintang dan bujur dalam bagian yang lebih kecil lagi.

Setiap derajat dibagi menjadi 60 bagian yang dibagi lagi menjadi 60 bagian yang lebih kecil lagi.

Tampilan arloji membagi jamdalam setengah, sepertiga, seperempat, bahkan kadang dalam 12 bagian. Namun, tak pernah dalam 60 bagian.

Bahkan, saat itu jamtak pernah dimengerti sebagai durasi dari 60 menit.Menitdianggap tidak praktis untuk ditampilkan pada arloji hingga mendekati akhir abad ke-16, hingga terciptanya arloji yang lebih canggih.

Artikel Ini Pernah Tayang di National Geographic Indonesia dengan Judul "Mengapa 1 Jam Terdiri dari 60 Menit? Sejarah Ini Mungkin Jawabannya."

Artikel Terkait